Kalla group melalui anak perusahaan lainnya sedang mengembangkan beberapa PLTA di Pulau Sulawesi dan Sumatera dengan total kapasitas sebesar 1.230 MW.
Pengembangan itu terdiri dari PLTA Poso 3 kapasitas 400 MW dan PLTA Poso 4 kapasitas 30 MW dengan lokasi di Kabupaten Poso, PLTA Kerinci 350 MW dengan lokasi di Kabupaten Merangin Provinsi Jambi, PLTA Tumbuan Mamuju Atas 90 MW dan PLTA Tumbuan Mamuju Bawah 360 MW dengan lokasi di Kabupaten Mamuju, Sulawesi Barat.

Masuk ke Industri Baterai Kendaraan Listrik
Kalla Group melalui PT Bumi Mineral Sulawesi juga mulai masuk ke industri baterai kendaraan elektrik dengan membangun smelter di Luwu Industrial Park.
Smelter itu beridi di lokasi strategis, di kecamatan Bua, Kabupaten Luwu, Sulawesi Selatan yang dekat dengan sumber mineral bijih nikel.
Smelter tersebut mulai dibangun tahun ini dan ditargetkan bakal beroperasi pada 2023. Kehadiran smelter ini diharapkan dapat memenuhi kebutuhan nikel dalam maupun luar negeri dengan kapasitas 60 ribu ton tiap smelternya.
Direktur Utama PT Bumi Mineral Sulawesi, Afifuddin Suhaeli Kalla mengatakan alasan pihaknya masuk ke bisnis smelter karena melihat cadangan nikel dunia 24% berada di Indonesia dan mayoritas di Sulawesi.
"Tentu kami sebagai putra daerah Sulawesi juga ingin masuk ke dalam pemurnian nikel ini karena kami melihat sudah banyak smelter yang hadir di Sulawesi tapi rata-rata asing," ujar Afifuddin.
Afifuddin melihat bisnis smelter spesial karena kebutuhan dunia ke depan terhadap nikel semakin bertambah. Dia memproyeksikan puncak peningkatan permintaan akan terjadi di 2030, yakni permintaan nikel untuk baterai.