FAJAR.CO.ID, MAKASSAR -- Berawal dari pasangang suami istri, Hadji Kalla dan Hajjah Athirah Kalla yang memulai bisnis di bidang perdagangan tekstil di tahun 1952. Kini Kalla Group telah menginjak usia 70 tahun.
Kalla terus berinovasi dalam pengembangan bisnis. Saat ini Kalla Group telah terlibat dalam delapan bidang usaha dengan 24 sub-unit bisnis. Terbaru Kalla mengagas sektor energi hijau.
President Director Kalla Solihin Jusuf Kalla, menuturkan pihaknya senantiasa melakukan inovasi pada unit bisnis yang dimiliki.
Termasuk beradaptasi dengan kebutuhan saat ini. Memasuki usia 70 tahun, baginya ini momen spesial.
"Kami bangga, tidak gampang perusahaan keluarga bisa sampai ke generasi ketiga," terangnya saat perayaan HUT ke-70 Kalla, di Mal Ratu Indah (MaRI), Jumat (19/8/2022).
Solihin mengatakan, Kalla sudah berkontribusi besar untuk Indonesia. Bagaimana memajukan bangsa dengan berbagai inovasi dan terobosan yang dilakukan.
"Salah satunya memang kita bangun green energy atau PLTA (Pembangkit Listrik Tenaga Air) di Poso, Toraja, dan Kerinci," jelasnya.

Segera Bangun 5 PLTA Lagi
Kalla berencana membangun PLTA dengan kapasitas lebih 1.000 megawat (MW). "Tidak ada di Indonesia perusahaan swasta yang bisa membangun PLTA sebesar itu," ujarnya.
Ke depan, pihaknya lebih memikirkan sustainable energy. Menurutnya, energi hijau dibutuhkan karena bumi sudah lumayan tua ini.
"Kita berharap Kalla Group tetap hidup 100 tahun lagi," harapnya.
Setelah PLTA PT Poso Energy (515 MW) dan PLTA PT Malea Energy (90 MW) beroperasi, Kalla Group berencana akan membangun lima PLTA lagi di tiga kabupaten.
Kalla group melalui anak perusahaan lainnya sedang mengembangkan beberapa PLTA di Pulau Sulawesi dan Sumatera dengan total kapasitas sebesar 1.230 MW.
Pengembangan itu terdiri dari PLTA Poso 3 kapasitas 400 MW dan PLTA Poso 4 kapasitas 30 MW dengan lokasi di Kabupaten Poso, PLTA Kerinci 350 MW dengan lokasi di Kabupaten Merangin Provinsi Jambi, PLTA Tumbuan Mamuju Atas 90 MW dan PLTA Tumbuan Mamuju Bawah 360 MW dengan lokasi di Kabupaten Mamuju, Sulawesi Barat.

Masuk ke Industri Baterai Kendaraan Listrik
Kalla Group melalui PT Bumi Mineral Sulawesi juga mulai masuk ke industri baterai kendaraan elektrik dengan membangun smelter di Luwu Industrial Park.
Smelter itu beridi di lokasi strategis, di kecamatan Bua, Kabupaten Luwu, Sulawesi Selatan yang dekat dengan sumber mineral bijih nikel.
Smelter tersebut mulai dibangun tahun ini dan ditargetkan bakal beroperasi pada 2023. Kehadiran smelter ini diharapkan dapat memenuhi kebutuhan nikel dalam maupun luar negeri dengan kapasitas 60 ribu ton tiap smelternya.
Direktur Utama PT Bumi Mineral Sulawesi, Afifuddin Suhaeli Kalla mengatakan alasan pihaknya masuk ke bisnis smelter karena melihat cadangan nikel dunia 24% berada di Indonesia dan mayoritas di Sulawesi.
"Tentu kami sebagai putra daerah Sulawesi juga ingin masuk ke dalam pemurnian nikel ini karena kami melihat sudah banyak smelter yang hadir di Sulawesi tapi rata-rata asing," ujar Afifuddin.
Afifuddin melihat bisnis smelter spesial karena kebutuhan dunia ke depan terhadap nikel semakin bertambah. Dia memproyeksikan puncak peningkatan permintaan akan terjadi di 2030, yakni permintaan nikel untuk baterai.
"Makanya kami melihat peluang itu untuk dijajaki kami ingin berperan dalam bisnis tersebut," tegasnya.

Bangunan Hemat Energi
Tak hanya masuk ke lini bisnis energi hijau, Kalla Group lewat unit bisnis PT Kalla Inti Karsa menghadirkan Nipah Mall. Sebuah kawasan pusat perbelanjaan dengan konsep green building.
Di usia ke-4 tahun, Nipah Mall tak hanya hadir sebagai mal atau pusat perbelanjaan, tetapi juga hadir mengusung tema park untuk segala kebutuhan pengunjungnya.
Terdiri dari 5 lantai dan 1 basement, hampir semua lantai Nipal Mall Makassar berhiaskan tanaman dan pohon yang tertanam di sekitarnya. Sirkulasi udara di mal ini juga sangat alami dan sejuk, minim penggunaan AC.
NIPAH Office & Shopping Centre Manager, Deasy Rostianti mengatakan konsep green building dan ramah lingkungan Nipah Mall menghadirkan ruang terbuka yang dekat dan terkoneksi dengan air, angin, udara segar, dan sinar matahari yang merupakan energi dari alam.
"Ini juga sebagai simbol kehidupan dan keseimbangan,”urainya. (mirsan/fajar)