FAJAR.CO.ID, JAKARTA - Komisi III DPR telah menggelar rapat dengar pendapat bersama Komnas HAM, Kompolnas, dan LPSK terkait kasus pembunuhan Brigadir Nofriansyah Yosua Hutabarat atau J.
Juru Bicara Partai Garuda Teddy Gusnaidi mengatakan dalam rapat itu semua pihak membicarakan substansi masalah, namun tiba-tiba politikus Partai Demokrat, Benny K Harman berbicara di luar substansi.
“Benny K Harman, dari Partai Demokrat mengusulkan Kapolri (dinonkatifkan) diganti dengan Mahfud MD, karena sudah tidak percaya pada pihak kepolisian,” kata Teddy dalam siaran persnya, Selasa (23/8).
Menurut Teddy, pernyataan itu sangat aneh dan tidak sesuai dengan pembahasan yang dilakukan. “Ini tentu aneh, karena semua yang terjadi saat ini murni kerja pihak kepolisian, bukan pihak lain. Apakah Benny tidak mengikuti atau memang dia tidak mengerti masalahnya?” kata dia.
Dia menilai apabila sebuah kasus digiring ke masalah politik, maka jadinya tidak sehat.
“Kenapa tidak sehat? Karena akan berbicara sesuai dengan narasi yang dipercaya masyarakat, bukan berbicara sesuai dengan substansi dan keilmuan. Bagaimana bisa dia tidak tahu bahwa pihak kepolisian yang bekerja?,” ujar Teddy.
Dia pun meyakini Benny sadar teknologi dan media sosial, sehingga merangkum narasi yang dipercaya di medsos.
Dalam narasi yang beredar, pihak kepolisian dianggap negatif dan Mahfud MD dianggap positif, lalu menarasikan hal yang sama untuk mendapatkan dukungan dan simpati dari masyarakat.
“Seharusnya sebagai politikus partai politik, berdasarkan UU Parpol, wajib memberikan pendidikan politik ke masyarakat. Walaupun dianggap tidak populer, tetapi wajib memberikan gambaran yang tepat, bukan malah ikut dalam narasi tersebut. Itulah pendidikan politik,” kata dia.