FAJAR.CO.ID, JAKARTA -- Direktur Riset SMRC Deni Irvani menyebutkan bahwa Puan Maharani dan Airlangga Hartarto tidak kompetitif sebagai Calon Presiden (Capres) 2024 mendatang.
Hal itu disampaikan Deni Irvani dalam diskusi bertajuk “Kecenderungan Elektabilitas Calon Presiden” yang tayang di channel YouTube SMRC TV, Minggu (21/8/22) lalu.
Direktur Riset SMRC, dalam presentasinya menyatakan Puan Maharani dan Airlangga sebagai pimpinan dua partai besar (PDIP dan Golkar) mendapat peluang paling besar dicalonkan dalam Pemilihan Presiden (Pilpres) 2024.
"Namun, berdasar pada hasil survei terbaru SMRC, dukungan pada keduanya sangat tidak kompetitif dibanding tokoh partai lain, terutama Prabowo Subianto," beber Deni Irvani.
"Sebut saja, dalam pertanyaan semi terbuka terdaftar 43 nama, Puan Maharani hanya memperoleh dukungan 1 persen dan Airlangga Hartarto 0,5 persen," lanjutnya.
Tercatat, dukungan dua pimpinan partai besar ini tidak mengalami kemajuan dalam satu setengah tahun terakhir. Dalam pertanyaan semi terbuka Maret 2021, Puan peroleh 0,5 persen menjadi 1 persen pada Agustus 2022. Sementara dukungan pada Airlangga 0,1 persen pada Maret 2021 menjadi 0,5 persen pada Agustus 2022.
Deni lanjut menjelaskan, jika hanya elit-elit inti partai yang maju dalam simulasi pilihan tertutup terhadap 5 nama (Prabowo vs AHY vs Puan vs Muhaimin vs Airlangga), Puan mendapat dukungan sebesar 6,9 persen unggul dari Muhaimin yang mendapat 6,7 persen dan Airlangga hanya 3,3 persen.
Sementara Prabowo mendapat dukungan terbesar, yakni 39,4 persen, disusul AHY 13,3. Sisanya sebesar 30,3 persen yang belum tahu atau tidak menjawab.
Kemudian, Deni menunjukkan bahwa dalam simulasi 5 nama tokoh partai besar, suara Puan stagnan dari 5,7 persen Maret 2022 menjadi 6,9 persen Agustus 2022. Hal yang sama juga terjadi pada Airlangga, Maret 2022 dari 5,3 persen menjadi 3,3 persen Agustus 2022.
"Lemahnya dukungan publik pada Puan disebabkan karena tingkat kedisukaan atau likeability yang rendah dan cenderung semakin rendah. Dari 67 persen yang tahu Puan Maharani, hanya 44 persen yang mengaku suka. Angka ini mengalami penurunan dalam satu setengah tahun terakhir, Maret 2021 dari 60 persen menjadi 44 persen pada survei Agustus 2022," ungkap Direktur Riset SMRC.
"Sementara Airlangga lemah, baik dari aspek kedisukaan maupun kedikenalan. Hanya 38 persen publik yang mengenal atau tahu Airlangga. Kedikenalan ini sedikit mengalami peningkatan, Maret 2021 dari 26 persen menjadi 38 persen Agustus 2022. Dari yang tahu, hanya 61 persen yang suka. Kedisukaan Airlangga ini pada Maret 2022 meningkat menjadi 48 persen," tutupnya.
Diketahui bersama, survei SMRC dilakukan secara tatap muka pada tanggal 5 - 13 Agustus 2024. Populasi yang diambil pada survei ini adalah warga negara Indonesia yang memiliki hak pilih dalam pemilihan umum, telah berusia 17 tahun atau lebih, atau sudah menikah.
Dari populasi itu, dipilih secara random (stratified multistage random sampling) sebanyak 1220 responden.
Sementara response rate sebesar 1053 atau 86%. Diperkirakan margin of error sesuai sampel survei sebesar ± 3,1% pada tingkat kepercayaan 95% (asumsi simple random sampling).
Ibrahim/Fajar