FAJAR.CO.ID, JAKARTA -- Pada awal Juni lalu, Elon Musk memutuskan menarik diri dari kesepakatan akuisisi Twitter. Sebelumnya, triliuner berusia 50 tahun yang merupakan CEO Tesla dan SpaceX itu sesumbar akan membeli Twitter seharga USD 44 miliar atau sekitar Rp 652 triliun lebih.
Pembatalan akuisisi Twitter tersebut membuat Twitter marah. Twitter menuntut Elon Musk. Sidang gugatan Twitter juga dijadwalkan bakal digelar Oktober mendatang. Namun saat ini, beredar kabar bahwa Elon Musk bisa saja kembali berubah pikiran.
Dalam dokumen terkait persidangan, pengacara Musk menulis Twitter salah menghitung jumlah akun palsu dan spam di platformnya, sebagai bagian dari skema untuk menyesatkan investor tentang prospek perusahaan. Pengungkapan Twitter perlahan-lahan terurai. Twitter panik dan menutup gerbang informasi dalam upaya putus asa untuk mencegah pihak Musk mengungkap penipuannya.
Reuters juga mengutip tweet Elon Musk. Dia mengatakan jika media sosial mengungkapkan bagaimana sampel 100 anggota dan mengonfirmasi bahwa mereka adalah pengguna Twitter nyata, kesepakatan akuisisi akan kembali. Musk juga menambahkan, jika ternyata pengajuan SEC (Komisi Sekuritas dan Bursa AS) mereka secara material salah, maka Elon Musk akan tetap membatalkan akuisisi.
Sebelumnya, Elon Musk menuding medsos itu tidak dapat membuktikan kepadanya bahwa spam dan akun palsu berjumlah kurang dari lima persen dari total jumlah akun Twitter. Elon Musk memang diketahui resah akan hal ini lantaran Twitter dinilai memiliki banyak akun palsu dan bot yang meresahkan.