FAJAR.CO.ID, PAPUA -- Enam oknum TNI AD telah ditetapkan sebagai tersangka pembunuhan dan mutilasi 4 warga sipil di Mimika, Papua.
Usai membunuh dan memotong bagian tubuh korban, pada 23 Agustus 2022, delapan pelaku bagi-bagi uang yang diambil dari korban sebanyak Rp 250 juta.
Pembagian uang itu atas perintah Mayor Inf Helmanto Fransiskus Dakhi. Informasi yang dihimpun fin.co.id, jumlah uang yang dibagi tidak sama.
Berikut Jumlah Uang yang Diterima para pelaku:
- Dari Militer
- Mayor Inf Helmanto Fransiskus Dakhi menerima Rp 22.000.000
- Kapten Inf Dominggus Kainama menerima Rp 22.000.000
- Praka Pargo Rumbouw menerima Rp 4.000.000
- Pratu Rahmat Amin Sese menerima Rp 22.000.000
- Pratu Robertus Putra Clinsman menerima Rp 22.000.000
- Pratu Riski Oktav Muliawan menerima Rp 22.000.000
- Pratu Yoko menerima Rp 5.000.000 (tidak ikut pembunuhan)
- Pratu Victor menerima Rp 2.000.000 (tidak ikut pembunuhan)
Pratu Yoko dan Pratu Victor mendapat bagian uang, karena terlibat dalam perencanaan. Namun keduanya tidak ikut membunuh. Saat itu, Pratu Yoko sakit. Sementara Pratu Victor sedang melaksanakan dinas.
- Warga Sipil
- Andre Pudjianti Lee alias Jeck menerima Rp 22.000.000
- Dul Umam menerima Rp 22.000.000
- Roy Marthen Howay (DPO) menerima Rp 22.000.000
- Rafles (DPO) Belum diketahui
Selanjutnya, uang tersebut juga digunakan untuk membayar rental mobil sebesar Rp 5 juta. Beli makan dan minum Rp 8 juta. Mereka menyisakan untuk kas Rp 50 juta.
Uang tersebut juga disisihkan untuk bisnis solar para pelaku yang dikoordinir Mayor Inf Helmanto Fransiskus Dakhi.
Dari hasil penyelidikan 4 korban yang dibunuh dan dimutilasi adalah:
- Arnold Lokbere
- Irian Nirigi
- Leman Nirigi
- Mr X (Belum diketahui identitasnya)
Warga bernama Leman Nirigi diketahui adalah jaringan simpatisan KKB Nduga pimpinan Egianus kogoya. Mereka sedang aktif mencari senjata dan amunisi di Mimika.
Sementara Irian Nirigi merupakan kepala kampung Yugut distrik Kenyam Kabupateb Nduga. Dia berperan menyiapkan dana.
Ke-4 warga Papuan itu dipancing oleh para pelaku untuk membeli senjata jenis AK 47 dan FN seharga Rp 250 juta.
Setelah korban dipastikan bersedia transaksi senjata, para pelaku mengatur strategi. Yakni memancing korban datang ke Lahan kosong di SP 1 Distrik Mimika Baru, Mimika.