FAJAR.CO.ID, JAKARTA-- Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) G20 merupakan pertemuan ketujuh belas Kelompok Dua puluh (G20) yang dijadwalkan bakal berlangsung di Bali, Indonesia pada November 2022 mendatang.
Diketahui sebelumnya, upacara serah terima jabatan telah dilakukan oleh Perdana Menteri Italia, Mario Draghi kepada Presiden Republik Indonesia, Joko Widodo (Jokowi) pada penutupan KTT G20 Roma tahun 2021 lalu.
Sementara itu, berdasarkan dari hasil survei terbaru yang dilakukan Lembaga Survei Saiful Mujani Research and Consulting (SMRC).
Direktur Riset SMRC, Deni Irvani mengungkapkan bahwa mayoritas publik menganggap pertemuan anggota G20 penting bagi Indonesia.
Hal tersebut disampaikan Deni dalam diskusi bertajuk “KTT G20 dan Perang Rusia-Ukraina” tayang melalui Channel Youtube SMRC TV, Selasa (30/8/22).
Lebih lanjut Deni menjelaskan, sebanyak 90 persen publik yang tahu Indonesia menjadi tuan rumah bagi KTT G20 dan menilai pertemuan yang ini penting bagi Indonesia.
"Hanya 9 persen yang menganggap forum ini tidak penting dan 1 persen yang tidak menjawab," kata Direktur Riset SMRC.
Secara spesifik Deni menyebutkan, hasil survei ini menemukan bahwa di antara yang tahu Indonesia menjadi tuan rumah KTT G20, ada 81 persen yang sangat yakin KTT G20 ini akan membawa manfaat bagi Pemerintah Indonesia untuk mengatasi masalah kenaikan harga.
"Hanya ada 14 persen yang tidak yakin dan 4 persen yang tidak menjawab," pungkasnya.
Diketahui bersama, survei SMRC dilakukan secara tatap muka pada tanggal 5 - 13 Agustus 2024. Populasi yang diambil pada survei ini adalah warga negara Indonesia yang memiliki hak pilih dalam pemilihan umum, telah berusia 17 tahun atau lebih, atau sudah menikah.