FAJAR.CO.ID, JAKARTA -- Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani membeberkan empat risiko terkait pertumbuhan ekonomi Indonesia pada 2023.
Hal itu disampaikan Sri Mulyani pada Rapat Kerja Kemenkeu dengan Komisi XI DPR RI, Rabu (31/8).
Eks Direktur Pelaksana Bank Dunia membeberkan ada pergeseran risiko pertumbuhan ekonomi tahun depan.
- Inflasi global melonjak
Sri Mulyani mengatakan ada potensi inflasi global yang meroket akibat supply disruption dan perang.
"Dikombinasi dengan excessive stimulus fiskal dan moneter sebelum dan selama pandemi di negara maju,"ungkap Sri Mulyani.
- Kenaikan suku bunga bank sentral
Menurut Sri Mulyani, perekonomian tahun depan juga dipengaruhi oleh pengetatan likuiditas dan suku bunga yang mengakibatkan volatilitas pasar keuangan global, capital outflow atau aliran modal asing.
"Ada juga pelemahan nilai tukar dan lonjakan biaya utang (cost of fund)," katanya.
- Krisis Utang Global
Bendahara Negara mengatakan banyak negara memiliki rasio utang sangat tinggi di atas 60-100 persen dari produk domestic bruto (PDB).
Selain itu, Sri Mulyani juga mengatakan biaya utang dan revolving atau refinancing risks yang naik tajam. "Potensi default lebih dari 60 negara yang melonjak," katanya.
- Potensi stagflasi
Sri Mulyani mengatakan juga bahwa ada pelemahan ekonomi global disertai inflasi tinggi. "Kombinasi yang sangat berbahaya dan rumit, secara kebijakan ekonomi," tegas Sri Mulyani. (jpnn)