FAJAR.CO.ID, JAKARTA -- Dunia mengenang Mikhail Gorbachev sebagai pemimpin yang mampu menghentikan perang dingin antara Blok Barat dan Blok Timur. Gorbachev telah diakui secara luas oleh dunia Barat atas perannya dalam mengakhiri Perang Dingin tanpa pertumpahan darah. Kiprahnya kala itu diganjar nobel perdamaian.
Mikhail Gorbachev meninggal pada Selasa (30/8) dalam usia 91 tahun. Rumah Sakit Klinik Pusat mengatakan dalam sebuah pernyataan bahwa Gorbachev, pemimpin Soviet terakhir, meninggal setelah lama sakit. Pihak rumah sakit tidak merinci penyakit mendiang Gorbachev.
Gorbachev diakui di dunia Barat atas perannya dalam mengakhiri Perang Dingin. Perang Dingin adalah istilah yang biasa digunakan untuk merujuk pada periode ketegangan geopolitik antara Amerika Serikat dan Uni Soviet dan sekutunya masing-masing, Blok Barat dan Blok Timur.
Pada 1985, Gorbachev bertemu dengan Presiden AS saat itu Ronald Reagan untuk pembicaraan tentang pembatasan produksi rudal nuklir dan untuk mengatur ulang hubungan diplomatik antara kedua negara adidaya. Atas upayanya itu, ia memenangkan Nobel Perdamaian pada 1990 untuk perannya dalam mengakhiri Perang Dingin dengan membuat kesepakatan pengurangan senjata dengan AS.
Gorbachev menghapus Tirai Besi dengan membentuk sekutu dengan kekuatan Barat. Tirai Besi adalah batas politik yang membagi Eropa menjadi dua bagian dari akhir Perang Dunia II pada 1945 hingga akhir Perang Dingin pada 1991.
Masa jabatan Gorbachev dihargai secara luas karena ia telah membebaskan tahanan politik, mengizinkan debat terbuka dan pemilihan multi-kandidat, memberikan kebebasan kepada warga negaranya untuk bepergian, menghentikan penindasan agama, dan mengurangi persenjataan nuklir. Meski ia memenangkan penghargaan secara global, Gorbachev menghadapi kritik besar di negaranya sendiri karena Rusia menuduhnya bertanggung jawab atas runtuhnya Uni Soviet pada 1991.