FAJAR.CO.ID, JAKARTA -- Mau tidak mau masyarakat berpenghasilan menengah dan rendah akan dihadapkan dengan kenyataan pahit meroketnya harga-harga barang dan jasa menyusulnya naiknya harga jual Bahan Bakar Minyak (BBM) jenis Pertalite dan solar.
Kenaikan harga BBM seolah mengingatkan kita dengan lirik lagu menyentil yang dinyanyikan penyanyi solo legendaris Indonesia, Iwan Fals, berjudul Galang Rambu Anarki.
Dalam reff lagu yang diciptakan Iwan Fals pada tahun 1982 itu mengandung makna dalam menyentuh dan menyentil. Begini liriknya.
"Maafkan kedua orangtuamu kalau tak mampu beli susu. BBM naik tinggi. Susu tak terbeli orang pintar tarik subsidi. Mungkin bayi kurang gizi."
Penyanyi bernama asli Virgiawan Listanto itu pernah membeberkan kisah di balik lagu Galang Rambu Anarki.
Lagu ini memang dipersembahkan sang musisi untuk menyambut kehadiran anak pertamanya. Lagu ini sendiri sengaja diberi judul sesuai dengan nama sang anak.
Lewat program Ngalor Ngidulnya Iwan Fals di YouTube Iwan Fals Musica, diceritakan bahwa lagu tersebut, bercerita mengenai kelahiran putranya Galang Rambu Anarki yang kala itu bertepatan dengan tahun baru 1 Januari 1982, sekaligus kenaikan harga BBM.
Meski telah dirilis 40 tahun lalu, lirik menyentil lagu ini seolah masih relate dengan kondisi yang terjadi hari ini di tanah air tercinta Indonesia.
Baru saja, Pemerintah resmi menaikkan harga BBM bersubsidi mulai dari Pertalite hingga Solar karena peningkatan subsidi dan APBN.
Menteri ESDM Arifin Tasrif menjelaskan harga Pertalite naik Rp10.000, Pertamax Rp14.500 dan Solar menjadi Rp6.800.
