Subsidi BBM Disebut Bebani APBN, Said Didu: Gaji Stafsus dan Lembaga Tidak Berguna Kok Tidak Dianggap Bakar Uang Rakyat?

  • Bagikan
Said Didu
Said Didu

FAJAR.CO.ID, JAKARTA— Mantan Sekretaris Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Muhammad Said Didu kembali menyinggung soal subsidi BBM yang disebut hanya membakar uang rakyat.

“Subsidi BBM dikatakan membakar uang rakyat,” kata Said Didu melalui akun Twitter pribadinya, Minggu (4/9/2022).

Said Didu pub membandingkan subsidi BBM yang menurutnya lebih penting dengan kebijakan gang selama ini dikakukan pemerintah, mulai dari insfratruktur mangkrak, bebas pajak pada investor, dan lain-lain.

“Apakah memberi bunga utang yang tinggi, bangun infrastruktur mangkrak atau tidak layak, bebaskan pajak kepada investor tambang, bebaskan pajak barang mewah untuk mobil, gaji stafsus dan lembaga tidak berguna dan lain-lain kok tidak dianggap bakar uang rakyat?” tegas Said Didu.

Diberitakan sebelumnya, pemerintah menaikkan harga BBM non subsidi pada (3/9. Harga pertalite dari Rp7.650 menjadi Rp10.000. Sementara solar dari Rp5.150 menjadi Rp6.800 perliter.

"Untuk pertamax non subsidi dari Rp12.500 menjadi Rp14.500," sebut Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Arifin Tasrif dalam keterangan persnya.

Sementara itu, walaupun harga minyak sebulan terakhir menurun, kata Menteri Keuangan Sri Mulyani, tapi berdasarkan penghitungan pemerintah. Subsidi BBM katanya masih membebani APBN.
(Arya/Fajar)

Dapatkan berita terupdate dari FAJAR di:
  • Bagikan