Keberagaman Identitas Gender, Balai Litbang Agama Makassar Sebut Ada Gender Selain Laki-Laki dan Perempuan dalam Kebudayaan Bugis

  • Bagikan
Kepala Balai Litbang Agama Makassar Dr Sapril (tengah)

FAJAR.CO.ID, GOWA-Kepala Balai Litbang Agama Kota Makassar Dr H Saprillah Syahrir mengatakan pembicarakan gender biasanya hanya berhenti pada perempuan dan laki-laki. Padahal menurutnya, ada gender lain yang sesuai dengan kebudayaan masyarakat Bugis.

“Seringkali ketika kita bincang gender kita stuck di laki laki dan perempuan. Padahal ada gender lain yang bisa kita lihat sesuai kebudayaan kita. Kita penting melihat identitas gender yang ada di masyarakat,” jelasnya saat menjadi narasumber pada kuliah umum yang diadakan Fakultas Adab dan Humaniora, UIN Alauddin Makassar, Gowa, Senin (12/9/2022).

Penulis buku berjudul Calabai ini mengatakan, selama ini kita memang didoktrin bahwa misalnya waria dilaknat sama tuhan. Padahal menurutnya, masyarakat Bugis menghormati waria. Contohnya di pangkep.

“Ada apa? Saya menemukan bahwa masyarakat bugis lebih tepatnya bicara secara keseimbangan. Sipakatau, semua orang tidak ada dianggap sampah. Semua orang adalah orang,” tuturnya.

Alumni Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN Alauddn Makassar ini bilang, sebagai umat Islam, kita kadang lupa Agama Islam itu damai.

“Tidak ada satupun ayat yang mengatakan Anda boleh membunuh waria, Anda boleh mencibir waria,” lanjut pria yang akrab disapa Sapril ini.

“Ketika ada orang yang mengaku gender netral, tidak ada dialog. Malah diusir, parahnya ini dilakukan di dalam kampus,” ucap Sapril menyinggung sebuah kejadian di salah satu universitas di Kota Makassar.

Lebih lanjut, ia bilang, mestinya kajian soal keberagaman gender ini lebih banyak didorong di masyarakat.

Dapatkan berita terupdate dari FAJAR di:
  • Bagikan