FAJAR.CO.ID, SURABAYA -- Mahasiswa melakukan demo menolak kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM). Mahasiswa yang tergabung dalam Aliansi Rakyat Surabaya itu juga menyebut Presiden Joko Widodo tidak menepati janji.
Aksi mahasiswa itu digelar di Gedung Grahadi, Rabu (14/9). Mahasiswa juga membacakan beberapa tuntutan dibawa dalam aksi tersebut.
”Bohong lagi, BBM melambung tinggi. DPR mewakili siapa? Parpol atau golongan. Turunkan harga BBM. BBM naik tinggi BLT bukan solusi,” begitu tulisan di spanduk para mahasiswa.
Para mahasiswa itu mulai berdatangan di Gedung Grahadi pukul 14.00 WIB. Mereka tampak menggunakan jaket almamater dengan warna yang berbeda-beda.
Beberapa di antaranya mengenakan almamater dan bendera Universitas Airlangga (Unair), Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS), serta Universitas Negeri Surabaya (Unesa). Di Gedung Negara Grahadi, mereka kemudian melakukan orasi. Mahasiswa menyatakan penolakan terhadap keputusan pemerintah yang menaikkan harga BBM.
”Kami mahasiswa menolak naiknya harga BBM. Rakyat menderita dengan kenaikan itu. Mahasiswa harus jadi pelopor penolakan masyarakat atas naiknya BBM,” tutur salah satu orator.
Dari demonstrasi itu, terjadi penumpukan kendaraan di Jalan Gubernur Suryo. Hal itu lantaran massa hampir memenuhi jalan pusat Kota Surabaya. Karena tak bisa memecah kemacetan, petugas kepolisian menutup akses jalan menuju Gedung Grahadi. Polisi langsung mengarahkan kendaraan agar menuju ke arah Taman Apsari.
Sebelumnya, Juru bicara Aliansi Rakyat Surabaya, Andre Prasetyo Utomo menjelaskan, pihaknya melakukan aksi damai. Mereka tidak menuntut untuk ditemui perwakilan Pemerintah Provinsi (Pemprov) Jatim.
”Nanti kita akan bikin konser rakyat untuk membuat simpati masyarakat tumbuh,” ucap Andre. (jpg/fajar)