FAJAR.CO.ID, JAKARTA— Managing Director Political Economy and Policy Studies (PEPS) Anthony Budiawan singgung usulan DPR untuk menghapuskan listrik daya 450 Volt Ampere (VA). Menurutnya, usulan tersebut tidak memikirkan nasib rakyat.
Kata Anthony Budiawan, Hal tersebut sebagai salah satu contoh dari banyak kebijakan dan praktek bisnis yang merugikan masyarakat luas dan menguntungkan pengusaha oligarki.
“PLN kelebihan supply akibat perjanjian jual-beli listrik dengan pembangkit listrik swasta (IPP) dengan skema take or pay,” jelasn Anthonyy Budiawan melalui akun Twitter pribadinya, Jumat (16/9/2022).
DPR mestinya membela kepentingan rakyat, lanjut Anthony Budiawan. Namin dengan perjanjian jual-beli listrik yang merugikan PLN/negara, kerugian tersebut dialihkan pada rakyat.
“Malah dengan mudahnya mengalihkan kerugian tersebut kepada rakyat, dengan mengalihkan daya dari 450VA ke 900VA, dan 900VA ke 1.200VA? Artinya, rakyat diminta subsidi IPP?” Tanyanya spekulatif.
Dengan menaikkan daya, ia bilang akan mengakibatkan kemiskinan meningkat.
“Kalau biaya energi (listrik, gas) masyarakat melebihi 10% dari penghasilan, mereka masuk kategori keluarga miskin (energi), fuel poverty: DPR sepertinya tidak memikirkan nasib rakyat,” tuturnya.
Bukan hanya, DPR. Anthony Budiawan juga menyinggung pemimpin eksekutif seolah tidak peduli dengan kondisi masuarakat.
“Menyedihkan, pemimpin bangsa ini, eksekutif dan legislatif, sepertinya tidak peduli kondisi sosial masyarakat, tidak peduli nasib rakyat,” lirihnya.
“Mereka pembela oligarki tidak pantas disebut pemimpin bangsa,” tandasnya.
Sebelumnya, Ketua Badan Anggaran (Banggar) DPR RI Said Abdullah menjelaskan pernyataannya yang ramai terkait daya listrik 450 Volt Ampere (VA) mau dihapus. Ternyata hal itu baru sebatas usulan kepada pemerintah.
Said mengusulkan agar pemerintah dan PT PLN (Persero) melakukan pemutakhiran data pelanggan listrik 450 VA. Pasalnya saat ini jumlah pelanggan listrik 450 VA tidak semua masuk dalam Data Terpadu Kesejahteraan Sosial (DTKS) Kementerian Sosial (Kemensos). (Arya/Fajar)