FAJAR.CO.ID, SURABAYA -- Bonek menuntut #YahyaOut setelah Persebaya Surabaya menelan hat-trick kekalahan. Azrul Ananda, presiden klub, langsung mengadakan sesi jumpa pers di Sutos kemarin (16/9) siang. Dia didampingi sang manajer, Yahya Alkatiri.
Bukannya memecat Yahya. Justru Azrul-lah yang mengundurkan diri. Dia meletakkan jabatannya sebagai CEO Persebaya.
”Saya adalah CEO dan presiden klub. Jika ada yang bilang, ’Love Persebaya, hate management’, itu artinya ditujukan kepada saya. Bukan Candra (Wahyudi), Ram (Surahman), atau yang lainnya. Yang harus bertanggung jawab atas semuanya adalah CEO-nya. Dan, itu adalah saya. Makanya, yang harus dievaluasi adalah diri saya sendiri,” kata Azrul.
Pria asli Surabaya itu mengakuisisi Green Force sejak 2017. Persebaya dibawa menjadi juara Liga 2 pada tahun yang sama.
Kemudian, Persebaya sempat menjadi runner-up Liga 1 2019. Bahkan, Green Force berhasil menjadi juara Piala Gubernur Jatim 2020. Azrul merasa sudah mengembalikan Persebaya di tempat yang semestinya.
”Tapi, kalau melihat kondisi saat ini, saya evaluasi diri sendiri. Apakah saya orang yang tepat untuk membawa Persebaya ke tempat yang diinginkan teman-teman (Bonek)?” ujar Azrul.
Memang, selama dipegang Azrul, Persebaya belum pernah menjadi juara Liga 1. Karena itu, Azrul merasa dirinya kurang cakap dalam memegang kendali Green Force.
”Semua ingin Persebaya juara. Saya punya keinginan yang sama. Tapi, saya ingin Persebaya juara dengan cara yang benar. Mungkin cara saya kurang disukai dan tidak sesuai dengan harapan teman-teman semua,” jelas Azrul.