FAJAR.CO.ID, MAKASSAR - Ojol day yang digagas Walikota Makassar Moh Ramdhan Pomanto tak berjalan semestinya di pekan kedua sejak diberlakukan.
Berbeda dengan pekan pertama ketika hari ojol diterapkan dimana kondisi parkir di sekitar Balaikota sepi kendaraan pribadi maupun kendaraan dinas, namun pada Selasa 27 September kemarin tampak mulai ramai.
Itu berarti para pejabat maupun ASN yang diwajibkan menggunakan jasa ojol atau transportasi umum lainnya tak mengindahkan imbauan Walikota.
Adapun diketahui, Walikota Makassar Danny Pomanto pada Selasa kemarin tengah berada di Kota Parepare.
Menanggapi hal itu, anggota DPRD Kota Makassar fraksi PKS, Yeni Rahman mengatakan, telah memprediksi dari awal hal itu akan terjadi.
"Sebenarnya memang sudah diprediksi, karena kan maksud dari Ojol day itu untuk menghemat pemakaian BBM? Dan mengurangi kemacetan," ujar Yeni Rahman kepada fajar.co.id, Rabu (28/9/2022).
Yeni menambahkan, tetapi pada kenyataannya orang-orang lebih banyak berpikir ke arah ekonomi. "Apalagi ekonomi kan lagi sulit. Jadi dua hal itu. Ekonomi dengan mobilitas," tandasnya.
"Karena kalau misalnya kita hanya menggunakan itu, kalau yang pejabat sih ya syukur-syukur mereka punya gaji besar. Bagaimana dengan yang punya penghasilan yang biasa-biasa saja. Yang honorer misalnya," sambung Yeni.
Menurutnya, jika Ojol Day berlaku, dipastikan para honorer harus mempunyai lagi budget khusus untuk itu.
"Tapi kalau misalnya penghematan pasti kita sepakat. Pasti kita juga paham, tapi kan dalam membuat kebijakan tidak hanya satu sisi saja yang kita lihat," terangnya.
Baru berjalan pekan kedua, Yeni sudah melihat apa yang dikhawatirkan dia sebelumnya. Menurutnya, pejabat bukannya mau gagah-gagahan, tetapi memang butuh fasilitas tersebut untuk mobilitas.
"Tapi kalau memang juga dipaksakan, yah minimal disetarakan petinggi-petinggi saja. Karena kalau budget tinggi itu, mereka berpikir tidak terlalu bermasalah. Yang masalah itu, yang kontrak, honorer. Yang memang gajinya pas-pasan," lanjutnya.
Yeni kemudian menyinggung soal transportasi umum lainnya yang sudah mulai tenggelam. Salah satunya, Bentor. Menurut dia, kalau memang mau diatur, ekonomi pengemudi Bentor juga harus dihidupkan.
"Kalau memang diatur, diaturlah misalnya berapa jaraknya kita harus pakai bentor supaya menghidupkan ekonomi mereka. Berapa jaraknya barulah boleh menggunakan Ojol," pungkasnya. (Muhsin/fajar)