Yang Datang Jenazah saat Rencana Pulang Acara Lamaran, Tembakan Salvo di Pemakaman Briptu Anumerta Fajar Yoyok Pujiono

  • Bagikan
Hidayatus Tsaniyah. Warga Dusun Bondot RT 03, RW 09, Desa Banyuurip, Kecamatan Ujungpangkah, Gresik, salah seorang korban meninggal dunia dalam tragedi di Stadion Kanjuruhan. (istimewa)

FAJAR.Co.ID, MALANG -- Insiden buruk di Stadion Kanjuruhan, Malang, Jawa Timur meninggalkan duka mendalam bagi keluarga korban, terutama mereka yang meninggal. Apalagi, ada rencana bahagia yang sudah disiapkan.

Salah satunya dialami keluarga Sukardi. Warga Dusun Bondot RT 03, RW 09, Desa Banyuurip, Kecamatan Ujungpangkah, Gresik. Dia harus kehilangan putri bungsunya, Hidayatus Tsaniyah.

Gadis 24 tahun itu turut menjadi korban. Tsaniyah meninggal dunia. Padahal, alumnus Pondok Pesantren (Ponpes) Mambaul Ikhsan, Ujungpangkah, itu dalam beberapa hari akan pulang kampung. Dia akan melangsungkan lamaran. Hendak mau menikah. Namun, yang pulang adalah jenazahnya.

Jenazah Tsaniyah tiba di Desa Banyuurip pada Minggu (2/10) pagi, sekitar pukul 07.30 WIB. Datang langsung dari Malang. Raungan sirine ambulans yang membawa jenazah korban pun memecah keheningan kampung di pesisir laut itu. Isak tangis dari keluarga pun tak terbendung.

‘’Betul almarhumah itu alumnus dari pesantren kami. Kami turut mengucapkan duka cita mendalam. Semoga almarhumah husnul khatimah, mendapat tempat terbaik di sisi Allah SWT. Keluarga yang ditinggalkan diberikan ketabahan dan kesabaran,’’ kata KH Nasfisul Athok, pengasuh Ponpes Mambaul Ikhsan, kepada Jawa Pos, Minggu (2/10) malam.

Almarhumah telah dimakamkan di Makam Desa Pangkah Kulon, Kecamatan Ujungpangkah, setelah salat Duhur. ‘’Yang saya dengar almarhumah itu menonton sepak bola dengan mbakyunya yang sudah tinggal di Malang. Hanya dua bersaudara. Keduanya perempuan. Jadi, kakak iparnya juga nonton,’’ tambah Gus Athok, panggilan akrab pria yang juga ketua MWC NU Ujungpangkah itu.

Dari informasi yang didapat, Tsaniyah meninggal dunia karena terdampak tembakan gas air mata. Lalu, yang bersangkutan sesak nafas. Gus Athok mengungkapkan, ayah almarhumah juga termasuk salah seorang guru di SMK pondok pesantrennya. Bahkan, dulu pernah menjabat sebagai kepala sekolah.

Selepas dari SMK Ponpes Mambaul Ikhsan, lanjut dia, Tsaniyah berdomisili di Malang. Kuliah di program studi pendidikan guru madrasah ibtidaiyah (MI) Universita Islam Malang (Unisma). Tinggal di rumah kakaknya. Yang bersangkutan sudah menyelesaikan kuliahnya. Selepas lulus, sebagai pengajar les privat anak-anak SD di Malang.

‘’Saya juga mendengar almarhumah memang mau lamaran. Tapi, ternyata takdir Allah SWT berkehendak lain. Sekali lagi, kami turut mendoakan almarhumah husnul khatimah,’’ pungkas Gus Athok.

Sementara, tembakan salvo secara bersamaan yang menandai prosesi pemakaman Briptu Anumerta Fajar Yoyok Pujiono yang menjadi korban kerusuhan suporter usai pertandingan Arema FC melawan Persebaya FC, Stadion Kanjuruhan, Malang, Sabtu malam (1/10).

Pemakaman digelar kampung halaman keluarga Briptu Yoyok di Desa Sukosari, Kecamatan Trenggalek, Kabupaten Trenggalek, Jawa Timur, Minggu (2/10).

Kapolres Trenggalek AKBP Alith Alarino yang hadir dan memimpin langsung jalannya pemakaman menjelaskan, Briptu Anumerta Yoyok merupakan anggota berdinas di Polsek Dongko.

Almarhum bersama 24 anggota Polres Trenggalek lain mendapat tugas perbantuan pengamanan di pertandingan sepak bola antara Arema FC melawan Persebaya FC di Stadion Kanjuruhan, Malang.

“Untuk melepas kepergian almarhum, kami menggelar upacara pemakaman di rumah duka korban. Kami keluarga Polres Trenggalek berduka dengan gugurnya satu personil anggota kami saat pengamanan di Stadion Kanjuruhan, Malang,” ucap Kapolres Alith.

Briptu Yoyok adalah satu dari dua anggota polisi yang menjadi korban tragedi Kanjuruhan usai liga. Selama prosesi pemakaman yang dimulai, Cindy Novianti yang merupakan istri dari Briptu Fajar terlihat tegar.

Dan setelah jenazah sang suami dikebumikan, ia langsung mendekati makam. Diciumnya batu nisan Briptu Yoyok. Matanya terlihat sembab, namun ia berusaha untuk tidak menangis. Suwarno selaku mertua Briptu Yoyok, mengatakan bahwa Briptu Yoyok adalah sosok yang bertanggung jawab dan perhatian sama istri.

“Keluarga menerima kabar meninggal pada Sabtu (2/10/2022) sekitar pukul 23.00 WIB. Kabar itu disampaikan oleh kerabat dekat Briptu Yoyok, yang juga seorang polisi,” tutur Suwarno, mertua Briptu Yoyok. (jpg/ant/fajar)

Dapatkan berita terupdate dari FAJAR di:
  • Bagikan