NasDem Beri Kebebasan Pilih Cawapres, Akankah Duet Anies-Sandi Jilid Dua Terwujud?

  • Bagikan
Anies-Sandi (ist)

FAJAR.CO.ID, JAKARTA -- Partai NasDem telah resmi mengumumkan jagoannya yang bakal berkompetisi di Pemilihan Presiden 2024. Adalah Gubernur DKI Jakarta, Anies Baswedan diyakini Ketua Umum Surya Paloh mampu membawa Indonesia menjadi bangsa bermartabat.

Pasca ditetapkannya Anies sebagai capres, pekerjaan rumah selanjutnya adalah mencari sosok wakil presiden yang bakal mendampinginya memenangkan pertarungan.

Sebab Partai NasDem masih jauh dari syarat presidential threshold sebesar 20 persen. NasDem mesti membangun koalisi paling tidak bersama Demokrat dan juga PKS.

Jika partai ini final berkoalisi, presidential threshold terpenuhi. Artinya, Anies Rasyid Baswedan dipastikan mengantongi tiket di Pilpres 2024 mendatang.

Olehnya itu, penentuan bakal cawapres Anies sangat menentukan posisi koalisi NasDem mendatang. Yang mesti dipahami, NasDem tak mungkin lagi mengusulkan nama cawapres.

Bakal cawapres harus dihadirkan oleh calon partai koalisi partai NasDem. Apakah itu Demokrat, PKS ataukah partai lainnya.

"Dalam penentuan pasangan Capres-cawapres, ada tiga faktor besar menjadi dasar pertimbangan para pengambil keputusan," kata pengamat politik Ras Md dalam keterangan tertulis yang diterima fajar.co.id, Senin (3/10/2022).

Pertama, faktor elektabilitas capres-cawapres. Kedua, faktor dukungan partai politik. Apakah figur tersebut dapat dukungan partai atau tidak. Ketiga, faktor sosiologis. Perkawinan wilayah. Jawa-Sumatera atau Jawa-Sulawesi.

"Tiga faktor di atas menjadi kunci lahirnya pasangan capres-cawapres. Namun faktor sosiologis terkadang tidak digunakan jika sosok capresnya dinilai kuat baik di wilayah Sumatera atau Sulawesi yang merepresentasi kawasan Indonesia Timur," ujar Ras.

Untuk konteks Anies, Direktur Eksekutif Parameter Publik Indonesia itu menjelaskan, dukungan elektoral mantan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) tersebut mayoritas datang dari kawasan Indonesia Timur.

Dukungan Anies yang cukup besar dari Sulawesi khususnya, itu disebabkan oleh personalnya sebagai antitesa rezim hari ini.

"Kedua, ada sosok Jusuf Kalla (JK) yang dinilai sebagai penggerak utama Anies di KTI. Walaupun JK Golkar, tapi secara personal ia akan banyak memainkan perannya untuk anies. Sehingga, Anies tidak butuh lagi figur wakil dari wilayah KTI," tegasnya.

Ras mengingatkan, Anies mesti mengimbangi dominasi PDI Perjuangan di wilayah Jawa.

Ada beberapa figur potensial asal Jawa. Seperti Ketua Umum Partai Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) dan juga Khofifah Indar Parawansa, Gubernur Jawa Timur.

"Jika tidak, Anies kembali berpasangan dengan Sandiaga Uno untuk memaksimalkan dukungan di wilayah Sumatera. Saya pikir tiga tokoh ini ideal untuk Anies," pungkas Ras.

Terkait sosok wakilnya nanti, Surya Paloh menyerahkan sepenuhnya kepada Anies yang sesuai dengan kriterianya.

"Soal cawapres, NasDem kasih otoritas ke Anies," kata Surya Paloh di NasDem Tower.

Sebab lanjut Surya, jika NasDem yang memilih wakil untuk berduet dengannya dikhawatirkan pilihan tersebut tidak sesuai dengan jagoannya.

"Bagaimana kita mau pilihkan wakil presiden yang tiba-tiba nggak cocok. Belum apa-apa sudah cari penyakit namanya," lugasnya. (dra/fajar)

Dapatkan berita terupdate dari FAJAR di:
  • Bagikan