Gawat! Muncul Pandemi Baru di India Tidak Mempan Antibiotik, Dunia Was-was

  • Bagikan
Ketua Satgas Penanganan Covid-19 Ikatan Dokter Indonesia (IDI), Zubairi Djoerban

"Resistan terhadap antibiotik ini sebetulnya masalah natural. Artinya bakteri kan prinsipnya juga ingin tetap hidup, sehingga membuat dirinya menjadi resistan terhadap antibiotic," paparnya.

Namun, menjadi masalah besar, ketika angka kejadiannya amat dipercepat oleh salah guna antibiotik.

Salah guna yang dimaksud adalah antibiotik yang digunakan tidak pada tempatnya. Misalnya infeksi virus, tapi dikasihnya antibiotik.

Pada awal pandemi Covid-19, banyak sekali pasien mendapat antibiotik macam-macam, yang menyebabkan perubahan dalam resistansi kuman.

Dampaknya, pasien menjadi lebih lama saat dirawat di rumah sakit akibat resistan ini. Karena lama di rumah sakit, biaya untuk pasien menjadi bertambah, dan angka kematian juga menjadi lebih tinggi.

Dus, resistan terhadap antibiotik bisa terjadi di manapun. Bisa di India, Amerika, Indonesia, dan ke siapa saja. Tidak tergantung usia.

Contohnya di India. Artinya dari bayi baru lahir sampai usia lanjut ya berisiko resistan terhadap antibiotik.

"Pesannya adalah kita harus mulai lebih hati-hati dalam memakai antibiotik. Kalau tidak ada indikasi dan resep dari dokter, ya jangan konsumsi, atau jangan juga melanjutkan resep antibiotik milik salah satu teman atau keluarga karena merasa punya penyakit sama," tutup Prof Zubairi. (dra/fajar)

Dapatkan berita terupdate dari FAJAR di:
  • Bagikan