FAJAR.CO.ID, JAKARTA -- Berbagai kasus yang terjadi di tubuh polri menjadi sasaran kritik publik terhadap institusi ini. Salah satu yang paling menyita perhatian adalah kasus pembunuhan yang melibatkan Irjen Ferdy Sambo.
Usai kasus Ferdy Sambo yang menyita perhatian masyarakat luas, penanganan suporter Arema FC dengan penggunaan gas air mata yang memicu ratusan korban luka, sakit, hingga meninggal dunia ikut memantik penilaian negatif terhadap polri.
Belum tuntas pada tragedi Stadion Kanjuruhan, Malang, Jawa Timur, publik kemudian dibuat tercengang dengan tertangkapnya Irjen Teddy Minahasa dalam kasus peredaran narkotika. Penangkapan ini juga menyita perhatian apalagi dia baru saja dipercaya menjadi Kapolda Jawa Timur, kendati belum sempat dilantik.
"Maklum, kalau masyarakat kemudian melontarkan kritiknya," ujar Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan (Menko Polhukam), Mahfud MD, Minggu (16/10).
Eks Ketua MK itu mengajak publik bisa melihat sisi lain ketika kepolisian mengungkap kasus-kasus yang melibatkan pejabat internal kepolisian.
Pengungkapan tanpa pandang bulu menjadi langkah Polri di bawah kepemimpinan Jenderal Listyo Sigit Prabowo untuk bersih-bersih dan mereformasi diri.
"Mari lihat ini sebagai langkah yang merupakan sisi lain dari sudut kemajuan," ujar Mahfud.
Semisal, menurut Mahfud, langkah tegas Polri dalam kasus pembunuhan berencana dengan tersangka Ferdy Sambo.
Penyidik sampai menerapkan pasal sangkaan maksimal kepada eks Kadiv Propam Polri itu. "Terhadap Sambo begitu, itu tindakannya tegas. Artinya, Polri itu punya power untuk melakukan itu dan bisa melakukan itu," lanjut Mahfud.