FAJAR.CO.ID, JAKARTA - Direktur Rumah Politik Indonesia Fernando EMaS mengatakan, acara reuni Presiden Joko Widodo (Jokowi) dengan teman seangkatan ketika kuliah di Fakultas Kehutanan, Universitas Gadjah Mada (UGM) di Yogyakarta beberapa waktu lalu dianggap cara yang tepat dalam menepis isu ijazah palsu yang belakangan ini kembali digulirkan oleh Bambang Tri dan kroninya.
Menurutnya, isu ijazah palsu ini sudah tidak relevan untuk menjatuhkan Presiden Jokowi, karena isu kepemilikan ijazah palsu ini sudah terbantahkan sejak lama. Namun, oknum penyebar informasi ini suka menjadikan isu ijazah palsu untuk membuat gaduh.
Presiden Jokowi dinilai lihai menjawab serangan, cukup lewat reuni sekitar 30 menit itu, isu ijazah palsu Jokowi terpatahkan.
“Sebenarnya isu lama kan yang selalu diangkat-angkat oleh lawan-lawan politiknya Pak Jokowi, jadi sebenarnya ini kan kalau sasaran politik mereka kan sudah terlalu mubazir. Kalau memanfaatkan isu ijazah palsu, apalagi ini sudah berulang kali coba dibuktikan oleh Pak Jokowi misalnya lewat postingan-postingan beliau ketika masa-masa kuliah,” kata Fernando EMaS saat dihubungi, Selasa (18/10).
Menurut Fernando EMas, isu kepemilikan ijazah palsu ini sudah berulang kali dibantah oleh Presiden Jokowi lewat reuni singkat bersama rekan-rekan kuliahnya yang diposting di media sosial pribadinya. Namun, pelaku penyebar informasi hoaks ini tetap melakukan hal yang sama dengan tujuan untuk menjatuhkan Presiden Jokowi.
“Terakhir di posting kembali, diungkapkan beliau melalui postingan-postingannya. Jadi saya kira ini tujuan mereka cuma satu, ingin menjatuhkan Pak Jokowi, saya melihatnya begitu, hanya satu itu. Mereka itu tidak ingin negara ini maju, negara ini pembangunannya berlanjut di bawah kepemimpinan Pak Jokowi,” ujarnya.