Kampung Safety Pertamina Tekan Kasus Kebakaran di Wilayah Padat Penduduk

  • Bagikan
Personel Damkar Makassar berusaha memadamkan api saat Simulasi Bencana Kebakaran program Kampung Safety Makassar di Jalan Barukang, Kelurahan Pattingalloang, Kecamatan Ujung Tanah, Selasa, 8 Maret. ABE BANDOE/FAJAR

FAJAR.CO.ID, MAKASSAR-- Petugas pemadam kebakaran Kota Makassar mesti berjuang keras memadamkan si jago merah. Berdasarkan data, dalam 3 hari minimal ada satu kasus kebakaran yang terjadi.

Data Dinas Pemadam Kebakaran Makassar menyebutkan hingga bulan September ada 120 kasus kebakaran yang terjadi sejak awal tahun 2022. Artinya dalam sebulan terjadi 13-14 kasus atau dalam 2-3 hari ada satu kasus.

Kepala Dinas Pemadam Kebakaran Makassar Hasanuddin mengatakan penyebab kebakaran selama tahun 2022 ini beragam, paling banyak karena masalah listrik 69 kasus atau lebih dari 50 persen. Sisanya karena masalah kompor, tabung gas, lilin hingga sampah.

Adapun objek kebakaran paling banyak rumah tinggal, ada sekitar 154 rumah yang terbakar. Selebihnya 4 toko kios, 9 industri/perusahaan, satu gudang dan 44 kendaraan.

Beruntung selama 9 bulan ini tidak ada korban meninggal akibat kebakaran. Adapun korban terdampak akibat musibah kebakaran sekitar 592 orang (229 KK) dengan taksiran kerugian Rp15,69 miliar.

Jika dibandingkan dengan kasus kebakaran tahun-tahun sebelumnya, selama dua tahun terakhir ini mengalami penurunan. Di tahun 2017 ada 150 kasus, 2018 naik 209 kasus, 2019 naik lagi 305 kasus, 2020 turun 141 kasus dan tahun 2021 turun lagi 138 kasus.

"Kita berharap tahun 2022 ini kembali turun. Edukasi dan sosialiasi penanggulangan kebakaran menjadi salah satu faktor penyebab menurunnya kasus kebakaran," kata Hasanuddin kepada Fajar.co.id, Senin (17/10/2022).

Hasanuddin menyebut edukasi pencegahan kebakaran bukan hanya dilakukan pihak Damkar Makassar. Komunitas dan perusahaan banyak melakukan hal yang sama, salah satunya PT Pertamina melalui program Kampung Safety.

Khusus di Kota Makassar, PT Pertamina Patra Niaga Regional Sulawesi melakukan program Kampung Safety di dua kelurahan, Tamalabba dan Pattingalloang di Kecamatan Ujung Tanah.

Senior Supervisor Communication and Relation PT Pertamina Patra Niaga Regional Sulawesi, Taufiq Kurniawan mengatakan pihaknya fokus ke kedua kelurahan ini karena memliki tingkat kepadatan penduduk yang sangat tinggi sehingga bencana kebakaran sangat mungkin untuk terjadi.

"Kelurahan ini juga masuk wilayah ring 1 dan ring 2 operasional PT Pertamina Integrated Terminal Makassar. Program CSR Pertamina ini sudah dimulai sejak 2017 lalu," kata Taufik.

Di beberapa lokasi lain, seperti Pare-pare dan Bitung (Sulawesi Utara), Pertamina juga memiliki program serupa yang dilaksanakan oleh PT Pertamina Fuel Terminal Pare-pare dan PT Pertamina Integrated Terminal Bitung.

Melalui kegiatan Kampung Safety, Pertamina berharap membantu warga menekan potensi kebakaran dan meminimalisir kerugian saat terjadi musibah kebakaran.

Edukasi ini adalah untuk menghadapi masalah genting, seperti kebocoran tabung gas, hingga kebakaran. Selain itu, juga simulasi cara menangani korban yang terdampak langsung. Pertamina juga memasang plang jalur evakuasi dan membuat lorong safety sebagai media kampanye.

Selain edukasi, Pertamina juga menyediakan 30 Alat Pemadam Api Ringan (APAR) yang tersebar di 2 kelurahan tersebut dan dimonitoring setiap bulan oleh koordinator masing-masing kelurahan.

"Selain itu, ada anggota kelompok kampung safety yang kini dikenal sebagai safetyman kampung safety pertamina Mereka terlibat aktif dalam berbagai program CSR PT Pertamina Patra Niaga Integrated Terminal Makassar," ungkap Taufik.

Berkat program Kampung Safety, Taufik menyebut setidaknya ada 15 kasus kebakaran ringan sejak tahun 2017 yang berhasil dipadamkan warga dengan menggunakan APAR di Kelurahan Pattingalloang.

"Tahun 2022 ini, di Keluarahan Pattingalloang ada sekitar 2 kasus kebakaran yang berhasil ditangani dengan APAR oleh safetyman bersama warga. Sementara di Tamalabba, Alhamdulillah tidak ada kasus," jelas Taufik.

Edukasi penanggulangan kebakaran Kampung Safety Pertamina di Kelurahan Pattingalloang. (Dok PT Pertamina Patra Niaga Regional Sulawesi)

Diapresiasi Warga dan Lurah

Kepala Safetyman Kelurahan Pattingalloang, Haris Hafid menyebut ada banyak manfaat yang dia dapatkan setelah mengikuti latihan dan simulasi tersebut.

"Kami jadi bisa tahu cara memadamkan api sedini mungkin. Termasuk bagaimana proses evakuasi jika terjadi kebakaran besar," terangnya.

Lurah Pattingalloang, Amos Robinson mengapresiasi keberadaan program Kampung Safety. Di mana sejauh ini berhasil menekan kasus kebakaran di wilayahnya.

Dia menceritakan, di tahun-tahun sebelumnya hampir tiap tahun ada kebakaran di wilayahnya. Penyebabnya, kebanyakan karena masalah arus listrik.

"Apalagi wilayah saya ini padat penduduk, bayangkan dengan luas wilayah 0,6 kilometer persegi dihuni 4.898 jiwa. Belum lagi kebanyak rumah semi permanen," kata Amos.

Kondisi padat penduduk dengan jalan atau akses yang sempait membuat beberapa kasus kebakaran sulit ditangani dengan menggunakan mobil Damkar Makassar.

"Dengan adanya beberapa APAR yang disebar, sangat membantu penanganan kebakaran dengan cepat. Warga juga sudah terlatih menggunakan alat itu," jelasnya.

Hal yang sama diungkapkan Lurah Tamalabba, Dorkas Mery Bura. Keluarahan Tamalabba sendiri menjadi lokasi operasi Integrated Fuel Terminal Makassar.

Dengan luas wilayah sekitar 0,58 kilometer persegi dengan jumlah penduduk 19.910 jiwa, Tamalabba menjadi salah satu kelurahan dengan kepadatan tertinggi di Makassar.

"Kami bersyukur warga sudah tahu apa yang harus dilakukan saat terjadi kebakaran. Kedepan kami berharap program Kampung Safety ini bisa terus mengedukasi warga kami," pungkasnya. (mirsan/fajar)

Dapatkan berita terupdate dari FAJAR di:
  • Bagikan