FAJAR.CO.ID, JAKARTA-- Tim Gabungan Independen Pencari Fakta (TGIPF) Tragedi Kanjuruhan, Rhenald Kasali mengungkapkan kendala dalam menangani kasus ini.
Kendala tersebut adalah tidak adanya dokter yang mengeluarkan surat kematian atas ratusan korban jiwa yang meninggal usai laga Arema FC Vs Persebaya.
Surat kematian, ungkap Rhenald, dinilai penting untuk mengetahui penyebab kematian korban.
"Ada satu kendala, ternyata itu banyak dokter yang bilang mau menyertakan surat tentang kematian. Namun sampai saat ini belum ada satupun dokter yang menyampaikan surat kematian," kata Rhenald dalam diskusi lewat Twitter Space yang dilakukan Change.org 'Belum Selesai: Usut Tuntas Kanjuruhan' pada Selasa, 18 Oktober 2022.
"Dan kemudian kami dapat penjelasan yang bisa kami simpulkan,"tambahnya.
Soal adanya kendala tersebut, kata Rhenald, Tim kemudian berdiskusi lagi dengan sejumlah pakar, seperti dari IDI untuk menganalisis penyebab kematian.
Selain itu, ia mengungkapkan kendala lain dalam investigasi ini adalah keterbatasan waktu.
"Waktu tentunya karena kita harus mengambil keputusan dengan cepat, tapi kami dapat kepingan yang bisa menjadi pegangan bagi masyarakat," ujarnya.
Tim TGIPF tragedi Kanjuruhan, Rhenald mengungkapkan banyak sekali pihak-pihak yang tak secara langsung terlibat, namun harus ikut bertanggung jawab. Dan menyebut semua pihak berlindung pada aturannya masing-masing.
"Berlindung pada aturannya masing-masing, kalau begitu yah tidak ada perubahan,"ungkapnya.
Dirinya lantas mempertanyakan adanya pihak-pihak yang secara langsung dan tidak langsung memerintahkan penembakan gas air mata ini.