Sejarah Jakarta Islamic Center, Dulu Lokalisasi Maksiat, Kini Pusat Peradaban Islam

  • Bagikan
Masjid Raya Jakarta Ismalic Center Jakarta Utara (Dok JIC)--

FAJAR.CO.ID, JAKARTA -- Kubas Masjid Islamic Centre Koja, Jakarta Utara, ludes terbakar, Rabu (19/19/2022). Secara keseluruhan, masjid ini memiliki arsitektur indah dan megah.

Masjid itu bukan hanya megah, namun juga merupakan sebuah mahakarya keberhasilan perubahan struktur sosial.

Bagaimana tidak, masjid yang dibangun di kawasan seluas 10 hektar itu dulunya adalah lokalisasi prostitusi Kramat Tunggak.

Tak kurang ratusan WTS (saat ini PSK) dan puluhan germo, beroperasi di tempat yang biasa disebut Kramtung itu.

Sebelum berdiri masjid, lokasi tersebut memang sarang maksiat; pusat prostitusi. Aktivitas pelacuran, alkohol, narkoba, judi mewarnai hari-hari kawasan itu.

Kemudian Pemprov DKI Jakarta di bawah kepemimpinan Gubernur Sutiyoso alias Bang Yos bertekad mengubah imej kawasan Kramat Tunggak tersebut dari area prostitusi ke sesuatu yang lebih bermartabat.

Sutiyoso kemudian memutuskan kawasan tersebut dijadikan masjid, untuk menghilangkan praktik maksiat yang sudah berlangsung berkalang tahun. Terhitung mulai 2004, rencana pun dimulai.

Seluruh perangkat daerah seketika saja menyetujui keinginan Sutiyoso terkait pembangunan masjid. Bukan hanya dukungan dari pemerintah, warga Kramat Tunggak pun tak menunjukan pertentangan apapun.

Hal ini tentu saja membuat pembangunan masjid yang dinamai Jakarta Islamic Center lancar tanpa hambatan. Terang saja, pemerintah rupanya memberikan mereka ganti rugi yang layak.

Pemerintah juga tidak melakukan bongkar paksa, apalagi mengusir. Disertai uang pemberian dengan nominal yang masuk akal, mereka lantas diminta sukarela meninggalkan kawasan prostitusi Kramat Tunggak.

Dapatkan berita terupdate dari FAJAR di:
  • Bagikan