SURABAYA - Meningkatnya volume sampah plastik yang dibuang ke sungai baik oleh masyarakat ataupun pabrikan membuat prihatin Yayasan Kajian Ekologi dan Konservasi Lahan Basah, yang bergerak di bidang pemulihan ekosistem sungai, ECOTON.
Dalam beberapa tahun terakhir ini, ECOTON selalu mencurahkan perhatiannya terhadap isu sampah plastik dan berupaya melakukan penelitian di beberapa sungai di Indonesia terkait audit sampah, kontaminasi mikroplastik, pengaruh dan potensi dampak mikroplastik terhadap organisme hidup termasuk manusia.
Tujuannya adalah isu seputar sampah plastik dan perlindungan sungai dari segala bentuk aktivitas pencemaran di sungai dapat diminimalisir.
Seperti dikatakan Alaika Rahmatullah, Divisi Edukasi ECOTON Foundation, “Dalam Program Ekspedisi Sungai Nusantara, kami ada kegiatan Brand Audit. Aktivitas mengidentifikasi sampah plastik berdasarkan merek dan perusahaan yang berkontribusi terhadap sampah di lingkungan, " ucapnya.
"Brand yang mendominasi di masing-masing sungai pun berbeda-berbeda. Namun kami merangkum 5 teratas pencemar yang sering kami jumpai diantaranya adalah Wings, Unilever, Indofood, Mayora dan Garuda Food. Mayora selalu memasuki 5 teratas pencemar pada setiap kegiatan brand audit yang kami temukan. Kedepannya kami berharap harus ada tanggung jawab produsen terhadap sampah yang telah mereka hasilkan," sambung Alaika.
Melalui program Ekspedisi Sungai Nusantara, ECOTON menginisiasi untuk memeriksa kesehatan 68 sungai strategis nasional guna penelitian seputar mikroplastik, kualitas air, dan brand audit.