FAJAR.CO.ID, JAKARTA -- Krisis ekonomi global yang dirasakan banyak negara diproyeksi akan berlanjut hingga 2024 mendatang. Bahkan terancam resesi.
Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) melalui Direktorat Jenderal Pembiayaan Infrastruktur Pekerjaan Umum dan Perumahan (DJPI), mengatakan proyek-proyek di Indonesia akan terdampak, tetapi tidak separah negara lain.
Menurut Direktur Jenderal (Dirjen) DJPI Herry Trisaputra Zuna, mengatakan pihaknya akan lebih hati-hati dan terus menjaga iklim investasi di Indonesia. Salah satunya dilakukan dengan membuat investor secure dan nyaman untuk tetap berinvestasi.
“Kita melayani dari sisi investasi, kita melayani investor, tentu yang akan kita lakukan membuat mereka secure dan nyaman berinvestasi di Indonesia,” kata Herry Trisaputra Zuna saat media briefing di Jakarta, Jumat (21/10).
Ia juga menjelaskan, minimnya dampak pelemahan ekonomi global berupa kenaikan suku bunga yang agresif hingga inflasi tinggi karena secara umum pembiayaan infrastruktur di Indonesia berasal dari biaya dalam negeri.
“Bahkan jalan tol, hampir semuanya berbasis pada pembiayaan dalam negeri. Tentu akan ada pengaruhnya nanti, tapi tidak signifikan,” imbuhnya.
Selain itu, ia juga menyebut bahwa dampaknya terhadap proyek yang sudah berjalan tidak akan terlalu signifikan. Hal ini terlihat dari investor asing yang sudah masuk pada proyek air minum atau SPAM Karian Serpong, yakni Korean Water Resources Corporation.
Mereka mengantisipasi terhadap pelemahan ekonomi global, tetapi tidak sampai pada pilihan untuk berhenti berinvestasi. Herry optimistis kalaupun nanti Indonesia terdampak dari pelemahan ekonomi negara-negara besar. Maka, tidak akan separah negara lain.