FAJAR.CO.ID, MAKASSAR-- PSSI menolak rekomendasi Kongres Luar Biasa (KLB) yang dikeluarkan oleh Tim Gabungan Independen Pencari Fakta (TGIPF). Dampaknya, kelanjutan liga belum pasti.
PSSI beralasan pemerintah tidak bisa ikut campur dengan urusan PSSI. Urusan PSSI bisa diselesaikan sendiri. Selain itu, FIFA juga tidak mendesak untuk pelaksanaan KLB.
Asprov PSSI Sulsel selaku voter juga menolak pelaksanaan KLB di tubuh PSSI, sebagaimana rekomendasi yang dikeluarkan TGIPF. Sebab, KLB dinilai bukan solusi untuk membenahi sepak bola Indonesia.
Sekretaris Asprov PSSI Sulsel Ahmadi Djafri menegaskan pihaknya tetap mendorong kepengurusan PSSI di bawah kendali Mochammad Iriawan terus berjalan hingga akhir kepengurusan. Tidak perlu ada pergantian yang terjadi.
”Kami dari Asprov juga bertanya-tanya, apakah pergantian ketua umum itu bisa menyelesaikan masalah? Sepak bola kita maju? Ini tanda tanya besar. Jadi sesuai mekanisme yang ada saja lah. Berikan kesempatan untuk memperbaiki,” ujarnya.
Adanya kesepakatan reformasi dan transformasi sepak bola antara pemerintah dan FIFA, menunjukkan adanya iktikad baik dalam pembenahan sepak bola. Sehingga, poin utamanya adalah berbenah secara bersama-sama.
”Biarkan kepengurusan ini berakhir sampai 2023. Kalau tidak layak, kan, bisa diganti sesuai mekanisme organisasi saja,” jelasnya.
Dengan begitu, Asprov secara tegas menyatakan menolak KLB di tubuh PSSI. Hal itu dinilai tidak akan memberikan perubahan apa-apa dalam sepak bola. Hanya berbenah saja yang bisa mengarahkan persepakbolaan menuju arah yang lebih baik.
”Kami secara organisasi menyatakan, tetap berpegang pada aturan yang ada. Kepengurusan tetap tetapi harus berbenah. Kasih kesempatan berbenah. Apalagi FIFA berkantor di Indonesia, kalau PSSI melenceng, pasti FIFA yang rekomendasikan KLB,” tegasnya.
Sehingga, hal yang dianggap bisa mendorong terjadinya KLB hanya masalah vital, seperti korupsi atau hal-hal yang memang menyalahi aturan PSSI secara fatal. ”Kalau ini kan musibah, justru pengurus sekarang harus dipertahankan, pasti akan berbenah, kan, ada pengalaman,” jelasnya.
Plt Ketua Askot PSSI Makassar Ahmad Susanto mengatakan fokus pada PSSI yang harus dilakukan saat ini hanyalah berbenah. Siapa pun pihak yang ada di dalamnya harus turut berbenah, sesuai konstitusi yang ada.
”Organisasi ini tegak lurus pada program. Kejadian yang kemarin itu harus menjadi evaluasi bersama. Bukan soal siapa dan kepentingan apa, tetapi kita harus punya satu sistem pembinaan sepak bola, termasuk SOP pertandingan, yang harus dilaksanakan secara ketat,” kata dia.
Ketua KONI Makassar itu menegaskan, ada tiga poin inti yang harus dilakukan oleh PSSI. Poin-poin itulah yang dianggap sangat tepat untuk membangun arah sepak bola Indonesia yang lebih jelas.
”Harus berpegang pada aturan yang ditetapkan, kemudian pelaksanaan yang detail dan teliti sesuai dengan aturan. Kemudian pengawasan, lalu proses evaluasi secara terus menerus. Saya kira di situ poinnya,” terangnya.
Ketua Askab PSSI Sidrap Soetarmi mengatakan terkait dorongan mundurnya Ketua PSSI dan terlaksananya KLB, hanya rekomendasi sepihak. Seharusnya, semua pemangku kepentingan duduk bersama mencari solusi terbaik.
”Yang mendesak mundur sebagai bentuk tanggung jawab moral atas kejadian kanjuruhan, kan, tim pencari fakta. Kalau mau berbicara solusi, sebaiknya dibahas dalam FGD. Supaya bisa mendengar pendapat semua pihak, kemudian mengambil keputusan,” jelasnya.
Suara Klub
Klub-klub yang terlibat di Liga 1 mengambil sikap berbeda. Sebagian mendukung kelanjutan kepengurusan PSSI, sebagian lainnya memilih untuk tidak mengambil sikap terlalu cepat.
PSM Makassar, misalnya. Klub yang mewakili Indonesia timur di Liga 1 musim ini tersebut mengaku hanya akan ikut dengan PSSI. Sebab, mereka adalah keanggotaan PSSI dan akan selalu menunggu keputusan resmi dari federasi.
Direktur Utama PT Persaudaraan Sepak Bola Makassar (PSM) Sadikin Aksa mengatakan, pihaknya tidak akan mengikuti instruksi selain dari PSSI dan PT LIB, selaku pucuk federasi sepak bola dan operator penyelenggara kompetisi.
”Kami tunggu arahan dari PSSI dan PT Liga. Kami gak akan ikut selqin arahan regulator (PSSI) dan operator (PT LIB). Kami mendukung untuk perbaikan industri olahraga,” ujarnya.(wid/fiq/c17/ali/zuk-dir/fajar)