FAJAR.CO.ID, LONDON-- Liga Super Eropa atau European Super League (ESL) kembali mengemuka. Rencananya super liga itu akan diadakan pada tiga tahun mendatang usai menunjuk CEO baru, Bernd Reichart.
ESL sempat menjadi perdebatan di dunia sepakbola pada tahun 2021. Alhasil kompetisi tersebut harus bubar hanya 48 jam setelah diluncurkan.
Dilansir dari BBC, Jumat 21 Oktober 2022, Bernd Reichart yang menggawangi A22 Sports Management selaku perusahaan yang mempromosikan Liga Super Eropa, menyebut pihaknya terbuka untuk klub-klub Inggris.
Big six di Premier League diantaranya Arsenal, Chelsea, Liverpool, Manchester City, Manchester United dan Tottenham Hotspur sebelumnya ikut mendukung Liga Super Eropa pada 2021 silam.
Akan tetapi mereka mendapatkan protes keras dari publik, sehingga membuat mereka mengundurkan diri hanya 48 jam pasca ESL diluncurkan.
Bernd Reichart menyebut klub-klub tersebut masih punya kesempatan untuk gergabung dengan ESL. Hal itu, lanjutnya, tergantung dari kemauan tim-tim tersebut.
"Ini adalah proposisi sukarela untuk berbicara, Jika seseorang menutup pintu, saya tidak dapat berbicara dengan mereka tetapi saya berharap orang-orang tertarik dan klub-klub penting ingin mendorongnya dan melakukan diskusi." kata Reichart dikutip dari BBC.
"Sejumlah klub terus peduli dan menyarankan solusi meski dikritik. Mereka kembali, mendengarkan, belajar, dan terlibat dalam percakapan."tambahnya.
Real Madrid, Barcelona dan Juventus menjadi tiga dari 12 klub pencetus Liga Super Eropa yang hingga kini masih teguh memperjuangan kompetisi baru antar klub-klub Eropa itu bisa terwujud.
Akan tetapi, enam tim Liga Inggris saat ini berstatus mantan anggotal ESL setelah mundur usai dikritik publik termasuk oleh Pangeran William dan Perdana Menteri Boris Johnson.
Rencana menggelar Liga Super Eropa berpotensi mendapat angin segar dengan Pengadilan Eropa (ECJ) dijadwalkan akan memutuskan tentang validitas monopoli UEFA dalam menyelenggarakan kompetisi lintas batas pada musim semi mendatang.
Reichart mengatakan dia ingin menciptakan kompetisi di mana peraturan keuangan ditegakkan dengan benar, mengklaim bahwa hal itu tak terjadi di bawah UEFA.
"Sekarang kami kembali dan memberikan saran. Ini adalah pendekatan yang tepat dan kredibel. Ada sejumlah format yang bisa menyajikan permainan dengan cara yang lebih menarik dan efektif,"ungkapnya.(Erfyansyah/fajar)