Geser Batu Bara dari PLTU, PLN Manfaatkan Cangkang Sawit dan Bonggol Jagung

  • Bagikan
PLTU Tello Makassar. (ist)

FAJAR.CO.ID, MAKASSAR -- PLN perlahan menggeser batu bara pada pembangkit listrik tenaga uap (PLTU). Diganti dengan biomassa.

Ada lima biomassa yang saat ini dipergunakan untuk cofiring oleh PLN. Di antaranya serbuk gergaji, serpihan kayu, cangkang sawit, bonggol jagung, dan bahan bakar jumputan padat.

Jika ini diterapkan secara massal, limbah di atas yang selama ini jadi sampah, bisa bernilai ekonomi. Apalagi bonggol jagung dan cangkang sawit, produksinya melimpah di Sulsel.

Direktur Utama PLN Darmawan Prasodjo, mengemukakan penggunaan biomassa sudah diterapkan pada 33 pembangkit listrik tenaga uap (PLTU). Total energi hijau yang dihasilkan mencapai 394 gigawatt hour (GWh).

"Ini bukti keseriusan PLN dalam mendukung program transisi energi bersih menuju nett zero emission (NZE) pada 2060," ujar Darmawan, Rabu, 26 Oktober.

Ia mengemukakan, melalui pemberdayaan masyarakat, teknologi cofiring ini juga mengajak masyarakat untuk terlibat aktif dalam penanaman tanaman biomassa. Bahkan ada pula yang mengelola sampah rumah tangga untuk dijadikan bahan baku cofiring.

"Ini merupakan bagian dari ekosistem listrik kerakyatan yang melibatkan masyarakat,” ujar Darmawan.

Ia menjelaskan PLN menargetkan penerapan cofiring di 52 lokasi PLTU hingga 2025 dengan total kebutuhan biomassa 10,2 juta ton per tahun.

PLN juga fokus menggenjot pengoperasian pembangkit dari energi baru dan terbarukan (EBT).

General Manager PLN UIW Sulselrabar, Moch Andy Adchaminoerdin membeberkan hingga kini sistem kelistrikan Sulawesi Bagian Selatan (Sulbagsel) banyak dipasok dari EBT.

Ia menyebut, Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA) Poso, PLTA Bakaru, PLTA Malea, Pembangkit Listrik Tenaga Bayu (PLTB) Sidrap, dan PLTB Tolo menjadi salah satu contoh.

"Untuk kapasitas sendiri beragam, masing-masing 515 MW, 126 MW, dan 90 MW untuk PLTA, dan 70 MW dan 60 MW
untuk PLTB," terangnya.

Ia menjelaskan, ini sebagai bentuk inovasi dan komitmen pihaknya dalam membuat sistem kelistrikan lebih baik, termasuk pada sistem EBT.

"Adapun bauran energi baru terbarukan di sistem kelistrikan Sulbagsel sebesar 38 persen dengan total kapasitas sebesar 880 MW. Dengan angka sebesar ini kami sudah menyiapkan pembangkit di sistem kelistrikan yang cukup besar, dan itu akan terus bertambah,"
lanjut Andy. (msn/fajar)

Dapatkan berita terupdate dari FAJAR di:
  • Bagikan