FAJAR.CO.ID, JAKARTA -- Polisi menyebut alasan Siti Elina (SE) yang nekat mendekat ke Istana Merdeka, Jakarta, sembari membawa senjata karena ingin bertemu dengan Presiden Joko Widodo.
Tujuannya, menyampaikan bahwa Indonesia ini salah karena dasarnya bukan Islam, melainkan Pancasila.
Direktur Reserse Kriminal Umum Polda Metro Jaya, Kombes Hengki Haryadi dalam rilis kemarin mengatakan, berdasar hasil pemeriksaan, SE sebelumnya pernah tiga kali datang ke istana. Namun, tidak membuahkan hasil.
Kemudian, pada Selasa (25/10) lalu, perempuan 24 tahun yang sudah ditetapkan sebagai tersangka itu kembali mendatangi istana dengan membawa senjata api.
”Pada hari H kemarin, yang bersangkutan sudah berjalan dari Kodamar (Kelapa Gading) dan diam-diam mengambil senjata ini,” ucap Hengki sambil menunjuk senjata yang dimaksud.
Saat diamankan, SE membawa senjata api jenis FN. Aksinya berlangsung pada pukul 07.10 WIB Selasa lalu. Mengenakan jilbab tosca, SE berusaha menuju pembatas jalan raya Istana Merdeka, tepatnya di Jalan Merdeka Utara.
Menurut Hengki, senjata api jenis FN P1 yang digunakan tersangka saat beraksi adalah milik pamannya. Paman tersangka ternyata seorang pensiunan Tentara Nasional Indonesia (TNI).
Pihaknya bahkan bakal melibatkan psikolog guna mendalami kejiwaan tersangka.
Atas perbuatannya, tersangka disangka melanggar Undang-Undang Darurat Nomor 12 Tahun 1951 juncto Pasal 335 KUHP. Dia juga dijerat Pasal 335 KUHP lantaran melakukan pemaksaan dengan mengarahkan pistol kepada petugas. (jpg/fajar)