Jeka Saragih mengaku dirinya tidak ingin terus mendapatkan perlakuan seperti itu. Ia bahkan mengaku bahwa alasannya ke sekolah bukan untuk belajar melainkan untuk berpikir bagaimana supaya bisa keluar dari hal tersebut.
Akhirnya ia memutuskan untuk belajar bela diri dan di pilih wushu sebagai teknik bela diri yang bakal dirinya dalami.
“Benar, dari situ saya belajar bela diri wushu. Saya belajar dan belajar sampai saya bisa lindungi lah adik-adik saya di sana,”ujarnya.
Seusia hal tersebut dirinya mengaku sering mendapatkan prestasi dari bela diri yang selama ini ia pelajari. Mulai dari tingkat kabupaten, Provinsi, sampai International.
Selain itu dirinya juga mengaku pernah di kejar warga satu kampung dengan menggunakan parang.
Hal tersebut terjadi, dikarenakan istri dari kakak Jeka Saragih mendapatkan perlakuan kasar (dikatain kotor) oleh salah seorang warga.
“Itu tuh gara-gara istri abang saya, diomongin jorok sama seorang warga sana,”kata petarung dari Sumatera Selatan itu.
“Iya ngatain, ya saya kejar ke rumah dia. Saya pukulin di rumah dia. Pas pulang bapaknya dateng, aku liat ternyata udah dikelilingin satu kampung, itu udah bawa parang, bawa karung, bawa lainnya,”lanjutnya.
Dirinya mengaku di datangi warga satu kampung ke depan rumahnya. Dan jeka diminta agar melalukan permohonan maaf kepada warga yang sebelumnya ia pukuli.
Akan tetapi dirinya menolak, lantaran dirinya mengaku tidak bersalah dan justru orang tersebutlah yang harusnya minta maaf.