LD PBNU Minta Dilibatkan dalam Penyusunan Materi dan Dakwah di Masjid, Assaewad: Kapan Kita Maju Kalau Begini?

  • Bagikan
Muhammad Assaewad

FAJAR.CO.ID, JAKARTA — Lembaga Dakwah PBNU mengeluarkan hasil rekomendasi Rapat Kerja Nasional (Rakernas) IX yang diselenggarakan di UPT Asrama Haji Pondok Gede, Jakarta, 25-27 Oktober 2022 lalu.

Dilansir dari situs resmi NU di Jagat NU, KD LD PBNU memandang, bahwa gairah kajian keislaman dan kehendak umat untuk belajar ilmu-ilmu agama semakin merebak di masjid-masjid perkantoran.

Sayangnya, kajian keislaman dan kegiatan keagamaan di masjid-masjid perkantoran lebih banyak diampu oleh ustadz dan penceramah berpaham wahabi-salafi yang dalam beberapa hal justru bertolak belakang dengan komitmen pemerintah melalui Kementerian Agama untuk membangun moderasi beragama.

Dalam hal ini, Lembaga Dakwah PBNU merekomendasikan kepada Kementerian dan lembaga negara, Direksi BUMN dan BUMD untuk melibatkan Lembaga Dakwah PBNU dalam menyusun materi dan kurikulum dakwah dan kajian keislaman di masjid-masjid perkantoran tersebut.

Lembaga Dakwah PBNU siap mendelegasikan para ustadz, dai, dan muballigh yang berada di bawah naungan Lembaga Dakwah PBNU untuk menyampaikan materi kajian, tausiyah, ceramah, dan pembelajaran ilmu-ilmu keislaman sesuai kualifikasi, kapasitas dan kepakarannya.

Menanggapi hal itu, Ustad Muhammad Assaewad membandingkan Indonesia dengan negara lain.

Menurutnya negara lain telah memikirkan bagaimana keluar angkasa. Sementara Indonesia masih memikirkan perkara khilafiyah dakwah dan agama.

“Negara lain sudah mikirin bagaimana ke luar angkasa, kita masih ribut perkara khilafiyah dakwah dan agama,” tuturnya dalam keterangan, Sabtu, (29/10/2022).

Dapatkan berita terupdate dari FAJAR di:
  • Bagikan