Lesti Kejora Alami Stockholm Syndrome? Ahli Psikologi Bilang Begini

  • Bagikan
Rizky Billa (Kiri) dan Lesti Kejora yang umumkan kehamilannya-@lestykejora-Instagram

FAJAR.CO.ID, JAKARTA -- Lesti Kejora diduga terkena Stockholm Syndrome. Lesti mencabut laporan kekerasan dalam rumah tangga (KDRT) yang dilakukan Rizky Billar, suaminya.

Dosen Fakultas Psikologi Universitas Airlangga (Unair) Tri Kurniati Ambarini menyebut, stockholm syndrome adalah respons psikologis yang terkait dengan situasi penahanan atau pelecehan. Respons itu merupakan bagian dari mekanisme koping ketika orang mengalami trauma seperti ancaman terhadap kesejahteraan fisik atau psikologis agar tetap bisa bertahan dalam situasi tersebut.

”Orang dengan stockholm syndrome ini mengembangkan hubungan positif dengan pelaku,” terang Tri Kurniati Ambarini, Selasa (1/11).

Hubungan positif itu membuat korban merasa beruntung ketika pelaku tidak melakukan kekerasan dan tidak menyakitinya secara fisik. Hal tersebut yang memunculkan stockholm syndrome yaitu upaya untuk keluar dari situasi berbahaya dengan cara melakukan kerja sama dengan pelaku.

Tri Kurniati Ambarini menjelaskan, stockholm syndrome sebenarnya belum diakui sebagai gangguan mental. Sebab, belum tercantum dalam Diagnostic and Statistical Manual of Mental Disorders (SDM-5).

”Akan tetapi, penelitian yang dilakukan Karan dan Hansel pada 2018 menyatakan bahwa sindrom ini juga dapat dialami orang-orang yang mengalami kekerasan dalam rumah tangga ataupun korban perdagangan manusia,” jelas Tri Kurniati Ambarini.

Gejala utama stockholm syndrome menurut Rini, korban merasakan kebaikan atau kasih sayang dari pelaku. Korban juga mengembangkan perasaan positif terhadap pelaku. Korban setuju dengan cara pandang dan ideologi yang dimiliki pelaku.

Dapatkan berita terupdate dari FAJAR di:
  • Bagikan