FAJAR.CO.ID, MAKASSAR-- Merintis bisnis ekspor tak perlu mendirikan pabrik. Cukup cari pasar, komoditasnya menyusul.
Saat ini bisnis ekspor bisa dilakukan dengan menggunakan jaringan. Bisa melalui e-commerce atau media sosial. Seperti yang dilakukan Rahmat Hidayat.
Pemuda asal Sidrap ini berhasil meningkatkan signifikan volume ekspornya di pasar global di sektor perkebunan. Ia mengekspor Palm Kernel Expeller (PKE), limbah dari Cruide Palm Oil (CPO).
PKE ini berbentuk serbuk seperti tanah. PKE tersebut di di beberapa negara di dunia, seperti tiongkok, Vietnam, Thailand dan New zealand digunakan sebagai pakan untuk ternak.
Ia pun menceritakan lika-liku saat mulai mendirikan perusahaan hingga sukses ekspor perdana. Sebelum mendirikan perusahaan sendiri, Rahmat bersama sahabatnya Jimmy Yen menyewa perusahaan yang punya legalitas ekspor.
Setelah mendapat izin Perseroan Terbatas (PT), pria berusia 27 tahun itu belum menentukan produk apa yang akan di ekspor. Namun ia terus melakukan riset terhadap beberapa komoditas di Sulsel. Mulai dari cengkih, kelapa, dan pala. Namun pada akhirnya ia melihat potensi di kelapa sawit.
"Saya pernah bergabung di Sinar Mas Group yang memproduksi sawit, akhirnya saya kepikiran bungkil sawit," tuturnya, Kamis, 3 November.
Setelah memantapkan jenis komoditas ekspornya, Rahmat kemudian mencari pembeli. Ia memanfaaatkan platform media sosial. Bahkan mencari informasi di Alibaba dan Linkin.
Ia kemudian menemukan pasarnya di e-commerce dan medsos. Nama komoditasnya HACPO (High Acid Crude Palm Oil). Itu sejenis limbah palm oil. Permintaannya lumayan besar untuk pembuatan kosmetik. "Setelah ada permintaan, tinggal cari suplayernya," ujarnya.