Sumber mengatakan, dugaan pungli ini mencapai Rp30 juta hingga Rp40 juta bagi kapal yang mengangkut hasil tambang nikel.
Juga didapatkan salinan tanda transfer kepada Noer Fajrin, salah seorang staf perusahaan agen kapal dari PT Safina di Kendari.
"Noer Fajrin ini adalah orang dekat Pak Kepala Syahbandar Abdul Faisal Ponto. Kabarnya ATM dan buku tabungan Noer Fajrin dipegang oleh Pak Faisal," kata sumber di Konawe Utara.
Tak hanya itu adapula didapatkan salinan penyetoran uang dalam rekening Noer Fajrin mencapai miliaran rupiah. Jumlah itu naik dalam kurun tiga bulan terakhir.
Abdul Faisal Pontoh tidak membenarkan informasi tersebut. Ia beralasan, pembayaran di pelabuhan dilakukan satu pintu kepada bendahara melalui pelayanan daring.
"Setahu saya selama ini tidak ada pungutan tanpa ada dasar penagihan. Untuk jasa kapan, barang dan lain-lain sudah melalui bendahara dan pembayaran sistem online," kata Faisal Pontoh lewat pesan singkat, Selasa 1 November 2022.
Faisal Pontoh juga membantah informasi mengenai dirinya memegang buku tabungan Noer Fajrin.
"Nggak ada pegangan ATM atas nama Fajrin," katanya.
Menurut Faisal Pontoh lagi, pihaknya segera akan melakukan registrasi ulang semua agen pelayaran di wilayahnya untuk melacak apakah ada pegawai Kantor Syahbandar Molawe yang memiliki agen.
"Jika ada akan dicabut rekomendasinya," tegas Faisal.
Soal dugaan praktik pungli, Faisal Pontoh menyebut jangan sampai ada oknum pegawai Syahbandar yang melakukan pungutan tanpa ada dasar penagihan dengan mengatas namakan dirinya.