FAJAR.CO.ID, JAKARTA -- Bos MNC Group, Hary Tanoesoedibjo atau Hary Tanoe, memohon maaf kepada pemirsa RCTI, MNCTV, GTV dan iNews se-Jabodetabek. Pasalnya, pihaknya mematikan siaran analog di wilayah Jabodetabek, dengan sangat terpaksa mengikuti permintaan Menko Polhukam, Mahfud MD.
Menurut dia terjadi double standar dalam pelaksanaannya. Hary Tanoe mengaku tidak memahami landasan hukum yang digunakan dalam hal penghentian siaran analog di wilayah Jabodetabek, sedangkan di luar wilayah Jabotabek diperkenankan untuk siaran analog.
"Harap pemirsa Jabodetabek yang menggunakan TV analog bersabar, karena kami akan mengambil langkah-langkah tertentu untuk menyelesaikan masalah ini,"tuli Hary Tanoe di Twitternya, yang dikutip FAJAR.CO.ID, Sabtu (5/11/2022)
Menurut Hary Tanoe, dengan mengingat adanya permintaan dari Menteri Koordinator Politik, Hukum dan Keamanan,Mahfud MD yang meminta untuk dilakukan Analog Switch Off yang seharusnya berlaku Nasional, tetapi pada kenyataannya hanya terbatas di wilayah Jabodetabek, maka kami akan melaksanakan permintaan tersebut pada hari ini, Kamis, 3 November 2022 jam 24.00 WIB.
Secara fakta, bebernya, permintaan tersebut kami laksanakan walaupun sampai dengan hari ini, jam dan detik ini belum ada satu surat tertulis yang diterima oleh MNC Group terkait dengan pencabutan izin siaran analog di wilayah Jabodetabek untuk mendukung progam Analog Switch Off sehingga dengan demikian secara hukum tidak ada kewajiban kami untuk melaksanakan Analog Switch Off.
MNC Group menyadari, kata Hary Tanoe, tindakan mematikan siaran dengan sistem Analog ini sangat merugikan masyarakat Jabodetabek, diperkirakan 60% masyarakat di Jabodetabek tidak bisa lagi menikmati tayangan televisi secara analog di wilayah Jabodetabek, kecuali dengan membeli Set Top Box atau mengganti televisi digital atau berlangganan tv parabola tetapi sekali lagi dikarenakan adanya permintaan dari Menteri Koordinator Politik, Hukum dan Keamanan, Bapak Mahfud MD, maka kami akan tunduk dan taat.