FAJAR.CO.ID, MAKASSAR — Berita soal mundurnya bakal calon Ketua DPC Partai Demokat Bantaeng karena tidak sanggup bayar Rp45 juta ditanggapi Kepala Badan Komunikasi Strategis Daerah (Bakomstrada) Sulsel, Moch Hasymi Ibrahim.
Politisi berlatar seniman ini tertawa ketika dikonfirmasi soal berita tersebut.
“Hahaha… begitu yah? Hahaha… katanya mau besarkan partai. Terus dimintai sama siapa bayarnya?,” cetusnya.
Ami—sapaan akrab Hasymi—melanjutkan, dirinya jadi ingat Socrates. “Fitnah memang sering jadi alat bagi pecundang,” imbuhnya.
Yang pasti, kata dia, DPD Demokrat tidak memberi beban bagi bakal calon. Termasuk biaya pendaftaran sekalipun.
“Yang dikenakan kontribusi itu DPC sebagai lembaga, yakni urunan biaya pelaksanaan kegiatan,” jelasnya.
Karena memang muscab itu domain DPC, hanya dilaksanakan di provinsi, karena konteksnya serentak. Pada pelaksanaan muscab serentak itu, Ami menjelaskan, seluruh DPC dan PAC ditanggung akomodasi dan konsumsi selama 2 (dua) hari penuh.
Oleh karena itu, sangat wajar jika ada kontribusi bagi DPC. Bukan kandidat. Karena diselenggarakan di DPC pun, mereka pasti keluar biaya yang sangat mungkin jumlahnya lebih besar. (Muhsin/Fajar)