Orang pertama katanya, Presiden Jokowi. Kedua, Menko Kemaritiman dan Investasi Luhut Panjaitan. Ketiga, Menteri BUMN Erick Thohir. Keempat, Direktur Utama Pertamina Nicke Widyawati. Sedangkan kelima adalah dirinya sendiri.
Meski berada di urutan kelima, Ahok mengatakan dirinya justru yang kerap disalahkan saat pemerintah menaikkan harga bahan bakar minyak (BBM).
"Saya boleh sampaikan ya, banyak orang pikir naiknya BBM, turunnya BBM, salahnya Ahok. Pokoknya kalau apa-apa Ahok yang salah. Tapi memang faktanya, kita itu terlalu takut untuk subsidi langsung ke rakyat," kata Ahok.
Ahok bergurau meski hanya menjadi orang nomor lima di Pertamina, ia senang. Pasalnya, dengan posisinya itu, ia mengaku tak perlu banyak kegiatan seremoni yang ia harus ikuti.
Ia bisa menyerahkan semuanya ke Nicke Widyawati.
"Tapi ya di situ untungnya saya bilang. Setelah saya berpikir balik semua, saya punya banyak waktu untuk, saya bilang juga, bercanda ini bercanda. Saya bilang sekarang enak posisi saya, kenapa paling enak? Kalau ditanya wartawan, ditanya media, sama dirut saja saya bilang," kata Ahok.
"Gak usah menemani DPR, gak usah menemani menteri, gak ada acara seremoni yang banyak, sama Dirut aja. Nah yang kedua apa? Saya jadi punya banyak waktu. Punya banyak waktu untuk apa? Buat olahraga, punya banyak waktu untuk belajar musik, belajar bahasa, bisa nge-gym. Terus saya pikir ini hal yang baik sekali ya. Saya bisa pelototin saham online sekarang, dulu gak bisa," terang dia.
Harga BBM memang sedang menjadi perhatian masyarakat belakangan ini, terutama setelah Presiden Joko Widodo (Jokowi) menaikkan harganya pada awal September lalu.