Banyak relawan-relawan " "Assabiqunal Awwalun" ini bahkan tak pernah menjabat tangan Anies, mereka hanya bisa melihat gambar Anies.
Namun, keyakinan bahwa dalam diri Anies ada kebaikan maka pertemuan langsung itu bukanlah syarat untuk berjuang.
Mereka berjuang dengan ikhlas dan berharap suatu ketika bisa bertemu dengan orang yang diinginkannya memimpin negeri ini.
Namun ketika tiba waktunya, sudah begitu banyak orang yang berdiri di sekitar Anies Baswedan.
"Relawan-relawan "Assabiqunal Awwalun" ini tak boleh egois dan tak boleh menepuk dada bahwa dirinya berdiri paling depan. Mereka harus terbuka menerima relawan-relawan yang menyatakan sikap setelah hilal terlihat, mereka harus membuka diri pada mereka yang bergabung saat terang akan terlihat karena kemenangan tak mungkin diraih dengan ego dan tepuk dada relawan "Assabiqunal Awwalun"," urainya.
Relawan "Assabiqunal Awwalun" justru tak lagi berpikir untuk mendapatkan panggung, karena sesungguhnya posisinya berganti menjadi penyedia panggungnya.
Jika saat tugas penyedia panggung sudah dikerjakan orang baru, maka relawan "Assabiqunal Awwalun" ini harus melihat celah apa yang belum ada yang kerjakan, tugas apa yang belum tertunaikan, kekurangan apa yang belum tertutupi.
"Memang tak mudah menjadi relawan "Assabiqunal Awwalun" karena bisa jadi dalam perjalanannya akan ada yang berkata "Kamu itu tahu apa?" , bahkan akan ada yang berucap "Kamu siapa sih?, Apa yang bisa kamu lakukan?" kuncinya. (dra/fajar)