FAJAR.CO.ID, JAKARTA — Ekonom senior Rizal Ramli kembali menyindir Kereta Cepat Jakarta-Bandung.
Diketahui, Kereta Cepat ini dikonsep dengan pilihan waktu perjalanan akan ditempuh hanya dalam waktu 36 hingga 44 menit. Perjalanan lebih singkat dan fleksibel untuk aktivitas yang lebih maksimal.
Mantan Menteri Koordinator Bidang Maritim dan Sumber Daya Indonesia mengatakan, saat pembangunan, Kereta Cepat merugi Rp21 Triliun saat pembangunan dan merugi setelah operasi sebesar Rp40 Triliun.
“Pada saat pembangunan KA Cepat Jakarta-Bandung merugi Rp21 T, setelah operasi bakal merugi Rp40 T,” ucapnya dalam unggahannya, Selasa, (8/11/2022).
Menurutnya, hanya mematikan kereta api Parahyangan dan menutup tol Cipularang yang bisa membuat kereta api cepat dapat untung.
“Bagaimana supaya bisa untung, matikan KA Parahyangan dan tutup Tol Cipularang 🤣
Apakah perlu pembangunan proyek-proyek model begini diadili agar supaya tidak terulang dimasa mendatang?” tandas mantan Menteri Keuangan Indonesia ini.
Sebelumnya, Wakil Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Kartika Wirjoatmodjo mengatakan, pembengkakan biaya proyek kereta cepat mencapai US$ 1,4 miliar atau sekitar Rp 21,8 triliun.
Dilansir Koran Tempo, proyek kereta cepat Jakarta-Bandung diperkirakan tekor atau mengalami cash deficiency sebesar US$ 1 miliar (sekitar Rp 15,6 triliun) selama empat dekade setelah beroperasi.
Kerugian dipicu oleh besarnya pengeluaran untuk mencicil pelunasan utang serta bunga dari biaya pembangunan proyek. Bisa menombok lebih besar bila target penumpang per hari tak tercapai.