Besok Aktivis 98 Kumpul di Makassar, Ini Agendanya

  • Bagikan

Bahkan kesaksian Pius mampu membuat dunia internasional mendesak Pemerintah Indonesia melepaskan aktivis mahasiswa yang diculik.

Penculikan Pius tidak bisa dilepaskan dari aktivitasnya yang menjadi penggerak Aldera serta dukungannya terhadap Megawati Soekarnoputri sebagai pengganti Soeharto. Rupanya aktivitas Pius ini tercium oleh penguasa Orde Baru. Maka, pada 2 Februari 1998, ketika berencana bertemu kawannya di Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo, Pius dibawa oleh orang tidak dikenal sambil ditodong pistol.

Pius menceritakan bahwa ia dibawa ke suatu tempat yang tidak ia ketahui. Di tempat tersebut, Pius mendapatkan setruman, pukulan, dan tendangan di sekujur tubuhnya. Bahkan, ia diminta tidur di atas balok es.

Pius diinterogasi atas aktivitasnya di Aldera sambil dipaksa menyebutkan siapa saja kawan-kawannya yang terlibat bersamanya. Namun, Pius hanya bungkam untuk melindungi kawan-kawannya agar tidak bernasib serupa dengannya.

Setelah 58 hari Pius dibekap serta dibayangi ketidakpastian antara hidup dan mati, ia dilepaskan pada 2 April 1998. Sebelum dilepaskan, Pius diminta tidak menceritakan penculikannya dan tidak lagi melakukan aktivitas yang meresahkan pemerintahan. Pius pun kemudian diantarkan pulang menuju Palembang, ke rumah ibunya.

Mendengar Pius telah kembali dari penculikan, rekan-rekan di Aldera dan para aktivis meminta Pius mengungkap kejahatan Orde Baru yang menimpa dirinya. Awalnya, Pius ragu karena keselamatannya terancam.

Namun, akhirnya, ia menyampaikan keterangan di Komnas HAM pada 27 April 1998. Pius pun meloloskan diri ke luar negeri untuk berlindung dan bercerita kepada dunia internasional tentang kejahatan Orde Baru.

Dapatkan berita terupdate dari FAJAR di:
  • Bagikan