“Itu program yang baik, tetapi harus dipahami seperti apa hitungan yang jelas, apakah itu bisa merugikan pegawai, terutama untuk menggunakan ojol atau tidak dibanding membawa kendaraan pribadinya. Kalau tidak memberikan keuntungan kepada mereka jangan dipaksakan, tapi diberikan pilihan sebagai alternatif.”
Program dengan niat baik itu kata Appi, tidak mempertimbangkan apakah setiap pegawai sama penghasilannya.
Menurutnya, tidak boleh dipukul rata semua pegawai diwajibkan mengikuti Ojol Day, karena tidak semua orang punya penghasilan sama.
Teranyar, pasukan penindak anti kotor, atau Pakkandatto. 153 personel yang telah dikukuhan Danny Pomanto pada (29/10/2022), menurutnya patut dipertanyakan. Pasalnya, ia bilang pemkot telah punya instansi teknis untuk mengatasi kebersihan.
“Kita bicara dengan jargon-jargon atau kegiatan yang dibangun, contoh untuk sampah, ini kan ada instansi teknis. Tidak cukupkah itu, sehingga ada lagi Pakandatto,” bebernya.
Soal kebersihan di Kota Daeng. Usulnya, Appi menyarankan agar ada lomba yang ia sebut ‘Adipura mini’.
Konsepnya, jelas Appi, setiap Rukun Tetangga (RT) memperebutkan juara lomba dimaksud. Pemenang akan mendapat penghargaan khusus.
“Kita pilih 10 atau 20 RT terbaik akan dapat hadiah. Secara otomatis orang di wilayah itu akan saling bahu membahu, akan ada sosial kontrol di dalam. Sosial kontrol inilah yang akan mengubah tatanan masyarakat itu,” usulnya. (Arya/Fajar)