Program Ojol Day, Appi Beri Catatan Begini

  • Bagikan
Ketua Partai Golkar Kota Makassar, Munafri Arifuddin

FAJAR.CO.ID,MAKASSAR — Ketua Partai Golkar Kota Makassar, Munafri Arifuddin menyoroti isu negatif yang belakangan menghujani kepemimpinan Wali Kota Makassar, Mohammad Ramdhan Pomanto.

“Di Makassar hari ini, sesuatu yang diperbincangkan hampir setiap hari berbeda-beda isunya. Dan persoalannya adalah, isunya negatif. Mulai dari keamanan hingga kenyamanan,” ucap Appi, sapaan karib Munafri Arifuddin, di Kantor Sekretariat Partai Golkar Makassar, Kamis (10/11/2022).

Bukan tanpa alasan, Appi menyebut program-program yang dijalankan Pemkot Makassar tidak lebih dari sekadar slogan.

Mulai dari Lorong Wisata, Makassar Recover, Ojol Day hingga Pakandatto.

“Kalau saya melihatnya hanya sebuah slogan, kalau slogan itu diturunkan menjadi sebuah aksi dan itu nyata, kita angkat dua jempol,” ungkapnya.

Namun kenyataannya kata Appi, pengaplikasian dari program yang terbungkus melalui slogan-slogan belum maksimal dan belum dirasakan betul manfaatnya oleh masyarakat luas.

“Seribu lorong yang mungkin dibranding dengan slogan dan aksinya (pengaplikasian) sama mungkin saya tidak tahu berapa, apakah lebih 50 persen atau tidak. Tapi masih banyak lorong yang terealisasi secara tidak jelas,” ujarnya.

Selain itu, Appi bilang, beberapa program yang digembar gemborkan Danny bahkan terkesan sia-sia. Misalnya kontainer-kontainer bertuliskan ‘Makassar Recover’ yang mudah ditemukan di sudut-sudut Kota Makassar.

“Apa yang terjadi dengan kontainer-kontainer itu. Inikan bangunan paten,“ ucapnya.

Soal Ojol Day lain lagi, Appi mengapresiasi program itu. Niat baik Pemkot untuk membantu pengemudi ojol kata dia menurutnya sudah baik. Namun begitu, ia mengingatkan mestinya Danny sebelum mengambil keputusan mempertimbangkan dari segala aspek.

“Itu program yang baik, tetapi harus dipahami seperti apa hitungan yang jelas, apakah itu bisa merugikan pegawai, terutama untuk menggunakan ojol atau tidak dibanding membawa kendaraan pribadinya. Kalau tidak memberikan keuntungan kepada mereka jangan dipaksakan, tapi diberikan pilihan sebagai alternatif.”

Program dengan niat baik itu kata Appi, tidak mempertimbangkan apakah setiap pegawai sama penghasilannya.

Menurutnya, tidak boleh dipukul rata semua pegawai diwajibkan mengikuti Ojol Day, karena tidak semua orang punya penghasilan sama.

Teranyar, pasukan penindak anti kotor, atau Pakkandatto. 153 personel yang telah dikukuhan Danny Pomanto pada (29/10/2022), menurutnya patut dipertanyakan. Pasalnya, ia bilang pemkot telah punya instansi teknis untuk mengatasi kebersihan.

“Kita bicara dengan jargon-jargon atau kegiatan yang dibangun, contoh untuk sampah, ini kan ada instansi teknis. Tidak cukupkah itu, sehingga ada lagi Pakandatto,” bebernya.

Soal kebersihan di Kota Daeng. Usulnya, Appi menyarankan agar ada lomba yang ia sebut ‘Adipura mini’.

Konsepnya, jelas Appi, setiap Rukun Tetangga (RT) memperebutkan juara lomba dimaksud. Pemenang akan mendapat penghargaan khusus.

“Kita pilih 10 atau 20 RT terbaik akan dapat hadiah. Secara otomatis orang di wilayah itu akan saling bahu membahu, akan ada sosial kontrol di dalam. Sosial kontrol inilah yang akan mengubah tatanan masyarakat itu,” usulnya. (Arya/Fajar)

Dapatkan berita terupdate dari FAJAR di:
  • Bagikan