Sebut Gerakan Mahasiswa Tak Ada yang Murni, Pius Lustrilanang: Semua Perlu Logistik

  • Bagikan

FAJAR.CO.ID,MAKASSAR — Terbitnya buku Aldera disambut hangat berbagai pihak. Di Makassar, diskusi buku yang memotret gerakan politik tahun 90 an itu, digelar meriah dua kali dalam sehari.

Aldera, akronim dari Aliansi Demokrasi Rakyat. Buku ini mengangkat tema 'Tanggung Jawab Pius Lustrilanang'. Aktivis 98 yang saat ini menjabat sebagai anggota VI BPK RI.

“Buku Aldera ini kita bersyukur, sehingga ada reuni para aktivis 98 di Makassar,” ungkap Pius Listrilanang, saat menjadi narasumber pada diskusi bertajuk ‘Aldera dan Refleksi Gerakan Politik Kaum Muda’, yang digelar Harian Fajar, Jumat 11 November 2022 di Lantai 19 Graha Pena, Makassar.

Dalam kesempatan itu, pria yang karib disapa Pius ini menyebut gerakan mahasiswa pada masanya dipengaruhi perpecahan elite.

"Gerakan mahasiswa itu tidak ada yang murni, kalau di zaman saya adalah dari perpecahan elite. Itu kalau elite pecah pasti gerakan mahasiswa akan muncul. Yang murni cuman tuntutannya saja," ungkapnya.

Pius bilang, saat menjadi aktivis. Mahasiswa kala itu bukan ditunggangi, tapi saling menunggangi. Intinya kata dia, tuntutan bisa tercapai.

"Tujuannya tercapai, kita punya tujuan juga tercapai ada titik temunya. Kita perlu logistik, kalian sediakan logistik. Untuk mendapatkan logistik kami harus bertempur. Jadi ada api kita selalu bikin aksi,” bebernya.

Diskusi ini turut menghadirkan Pembantu Rektor III Unhas era reformasi (1998-2001) Amran Razak sebagai pembicara, juga akademisi atau pengamat politik, Adi Suryadi Culla. Bukan hanya itu, beberapa aktivis mahasiswa 98 juga turut hadir.

Dapatkan berita terupdate dari FAJAR di:
  • Bagikan