FAJAR.CO.ID, MAROS -- Koordinator Pelestarian Cagar Budaya Maros-Pangkep, Balai Pelestarian Cagar Budaya (BPCB) Sulsel Rustan Lebe mengatakan sepanjang sejarah penelitian di Maros-Pangkep, kerangka Besse merupakan salah satu kerangka yang ditemukan dan itu sangat langka.
"Itu bagian dari kars Maros-Pangkep. Kita tahu pada umumnya Maros-Pangkep kita kenal sekarang dengan gambar di dinding gua nya, artefak batu banyak. Terkait penemuan kerangka manusia. Meskipun memang para peneliti menyimpulkan bahwa Besse itu bukanlah pembuat gambar di Maros-Pangkep," jelasnya.
BPCB, sebagai institusi pemerintah yang bergerak di bidang pelestarian, maka salah satu yang paling diperhatikan adalah Leang Panning. Karena merupakan situs gua yang menyimpan kerangka yang langka.

"BPCB sebenarnya sudah melakukan ekskavasi disana untuk membuktikan laporan yang waktu itu disampaikan ada gua dengan temuan artefak batu disana," tambah Rustan.
Setelah itu dibuktikan melalui ekskavasi situs gua itu memang sangat penting dan kaya dengan temuan-temuan artefak prasejarah.
Makanya, Leang Panning menjadi salah satu gua yang ditempatkan petugas atau juru pelihara. Goa ini secara rutin dipantau oleh petugas polisi khusus cagar budaya.
"Polisi khusus itu bertugas untuk memonitoring keamanannya (gua) dan juru pelihara itu yang memang setiap saat melakukan perawatan apakah itu terhadap kebersihan dan mencegah perbuatan-perbuatan pengunjung yang bisa merusak gua dan lingkungannya," ucap Rustan.
Rustan menuturkan bahwa pelestarian juga dilakukan terhadap lapisan tanah yang ada di dalam Leang Panning. Apalagi lantai gua itu yang menyimpan temuan kerangka manusia.