FAJAR.CO.ID, JAKARTA -- Aktivis 98, Faizal Assegaf, kembali menyoroti Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) yang dinilai harus keluar dari jebakan kebodohan dengan membenci khilafah.
Hal itu diungkapkan Faisal dari rangkaian tweet-nya di linimasa Twitter yang dikutip FAJAR.CO.ID, Senin (14/11/2022).
Menurut pegiat media sosial ini, vibrasi kebeencian pada terminologi khilafah membuat otak kotor, hati gelap, dan seluruh amal ibadah gugur.
Tak hanya itu, landasan penolakkan khilafah tersebut merupakan gambaran kesesatan, tidak logis dan kontraksi dengan esensi ajaran Islam.
Menurut dia, khilafah sebuah makna yangg mengisi ruang kekayaan ilmu pengetahuan.
Aktivis 98 ini lantas mempertanyakan kapasitas organisasi masyarakat (ormas) yang bermodalkan slogan dan logika akal pendek dapat menghakimi sebuah kata sebagai pemantik kebencian.
Pemahaman seputar khilafah, bebernya, tetap ada dan tidak bisa dinafikan karena nalar keormasan.
Sebelumnya, Faizal Assegaf menilai organisasi Nahdlatul Ulama (NU) mengalami kemerosotan intelektual dan moral di ruang publik.
Hal itu diungkapkan Faizal Assegaf merespons dilaporkannya ia oleh sayap organisasi NU terkait dugaan pencemaran nama baik yang diduga dilakukannya terhadap Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) KH Yahya Cholil Staquf, di Channel Faizal Assegaf Official, dikutip FAJAR.CO.ID, Jumat (11/11/2022).
Faisal Assegaf menjelaskan, ia dilaporkan setelah ia mempertanyakan dan mengkritik keras pernyataan Yahya Cholil Staquf tentang habaib itu pengungsi di Indonesia.