Pendampingan yang dilakukan BRI, lanjut Sunarso, diharapkan dapat meningkatkan awareness pelaku UMKM untuk menerapkan prinsip ESG. Utamanya, penerapan prinsip ESG ini punya berbagai manfaat sosial dan ekonomi bagi pelaku usaha.
Pendampingan terhadap UMKM tidak terlepas dari kontribusi UMKM sebagai tulang punggung utama pendorong pertumbuhan Produk Domestik Bruto (PDB) Indonesia. “Menjadi hal yang krusial untuk memberikan edukasi guna meningkatkan awareness dari para pelaku usaha UMKM akan pentingnya memastikan keberlanjutan usaha mereka melalui penerapan prinsip-prinsip ESG,” ujarnya.
Pendampingan berkala dari BRI ini menjadi aspek yang turut mendorong UMKM lokal “naik kelas”. Dengan pengelolaan bisnis yang profesional serta menerapkan ESG, Sunarso percaya UMKM bisa terus menjadi motor penggerak ekonomi Indonesia.
Dukungan lain BRI untuk menumbuhkembangkan UMKM berprinsip ESG juga tampak dari aspek pembiayaan. Penyaluran kredit berkelanjutan BRI yang mencapai Rp657,1 triliun atau setara dengan 65,5% dari total portofolio kredit BRI pada Kuartal II-2022. Disamping itu, sebanyak Rp74,7 triliun diantaranya disalurkan kepada pembiayaan hijau.
BRI pun turut meningkatkan implementasi tata Kelola yang baik dan mengacu pada standar internasional. Evaluasi berkala pun terus dipantau, salah satunya dengan melihat ESG Rating.
Terbaru, BRI mendapat pengakuan dari lembaga pemeringkat Sustainalytics berupa penurunan penilaian tingkat risiko dalam ESG Risk Rating yang dirilis. Skor yang diraih BRI juga tercatat terbaik di kategori industri perbankan di Indonesia.