FAJAR.CO.ID,MAKASSAR — Dekan Fakultas Ilmu Budaya (FIB) Unhas Prof Akin Duli menyebut mahasiswi berinisial FR (19) yang mati gantung diri tidak ada hubungannya dengan tugas kuliah dan pengaderan.
Menjawab pernyataan itu, Direktur Lembaga Layanan Psikologi Psikomorfosa Rahmat Permadi menjelaskan, FR yang sebelum mengakhiri hayatnya sempat mengeluhkan tugas, bisa saja memang mengalami depresi hingga memilih bunuh diri.
“Bisa jadi, kita tidak ketuk palu yah. Kalaupun iya, cuma 1% paling,” jelasnya kepada fajar.co.id saat disambangi di ruang kerjanya, Selasa (15/11/2022).
Rahmat Permadi bilang, bunuh diri erat kaitannya dengan depresi. “Tapi saya tidak bilang semua orang bunuh diri berkaitan dengan depresi, tidak. Tapi orang bunuh diri itu biasanya erat kaitannya dengan deprwsi.”
Karena dalam depresi kata dia, salah satu gejalanya adalah kehilangan minat hidup, keinginan mati. Tidak ada semangat untuk hidup.
Pengajar psikologi klinis di Universitas Negeri Makassar itu menuturkan, kalaupun memang ada indikasi tugas kuliah atau pengaderan yang membuat FR bunuh diri, menurutnya hal tersebut tidak terjadi karena satu faktor saja.
“Bukan single faktor itu,” tuturnya.
“Yang lebih besar adalah kondisi premis posisi orang meninggal itu pada kondisi sebelumnya. Itu faktor yang sangat besar, yang sebenarnya kita tidak tahu. Dia kan juga belum pernah ketemu psikolog. Kalau iya, kita bisa tahu itu. Tapi kalau tidak, kita hanya bisa memperkirakan,” terangnya.
Setiap orang kata Rahmat Permadi, punya kepribadian berbeda. Ia menyebut memang ada orang yang memiliki kepribadian rentan terhadap kesehatan mental.