FAJAR.CO.ID,MAKASSAR — Bunuh diri mahasiswi berinisial FR Fakultas Ilmu Budaya (FIB) Unhas berbuntut dibentuknya satuan tugas (satgas) tingkat fakultas.
Hal itu tertuang dalam pengumuman bernomor 9514/UN4.9TM.00.01/2022, yang ditandatangani Dekan FIB Prof Akin Duli.
Disebutkan, pembentukan satgas untuk memonitoring dan mengawasi pengaderan mahasiswa baru oleh lembaga kemahasiswaan lingkup FIB.
“Bagi yang melanggar, akan dikenakan sanksi akademik sesuai peratura akademik yang berlaku,” bunyi pengumuman sebagaimana dilansir fajar.co.id.
Saat dikonfirmasi, Prof Akin mengatakan pengumuman tersebut dikeluarkan pada Senin (14/11), usai pihaknya melakukan pertemuan dengan Ketua Bada Eksekutif Mahasiswa (BEM) FIB).
Kata Prof Akin, pengumuman dan pembentukan satgas dimaksud sebagai langkah pencegahan kejadian serupa berulang.
“Iya, karena jangan-jangan memang kematian ada hal yang berkaitan dengan pengkaderan yang menyebabkan itu,” bebernya kepada fajar.co.id, Senin (14/11/2022).
Diberitakan sebelumnya, Prof Akin menampik rumor FR bunuh diri karena tekanan tugas kuliah dan pengaderan sebagaimana santer diisukan. Menurutnya, kematian FR karena musabab yang beredar tidak ada hubungannya.
“Bagaimana caranya mengatakan indikasi? Bagaimana cara membuktikan?Tidak ada hubungannya? Dimana hubungannya?” cetus Prof Akin.
Pria yang menyelesaikan studi doktornya di Universitas Sains Malaysia itu menuturkan, pihaknya telah memanggil Ketua Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) FIB pada Senin (14/11).
Prof Akin mengklaim, berdasarkan pengakuan Ketua BEM, FR bahkan tidak hadir dalam pengaderan. Kalaupun mengikuti kata dia, pihak BEM selama melakukan pengumpulan mahasiswa baru tidak memerikan tugas.
“Tidak ada (tugas), hanya beri arahan soal organisasi di kampus. Ketika dicek absen, tidak hadir orang itu,” ujarnya.
Soal tugas kuliah lain lagi, Prof Akin bilang dalam perkuliahan memang sudah tentu ada tugas. Namun tugas dimaksud, sudah jelas kurikulumnnya.
Apalagi kata dia, FR merupakan mahasiswi program studi bahasa Mandarin dan Kebudayaan Tiongkok.
“Iya ini prodi (program studi) baru, jadi menghafal saja abjad (Mandarin), orang kira sudah begitu susah. Saya sendiri kalau jadi mahasiswa baru prodi itu pasti saya mikir 10 kali,” ucapnya.
“Kalau seperti itu, sulit dibuktikan, karena semua mahasiswa juga diberikan tugas seperti itu,” sambungnya.(Arya/Fajar)