Pria yang karib disapa Chandra ini menjelaskan, kehadiran sistem canggih tersebut diharapkan dapat lebih memudahkan masyarakat dalam melakukan pembayaran jalan tol.
"Sistem ini pasti banyak positifnya ke pengguna jalan tol, karena tinggal lewat saja tanpa perlu berhenti. Hanya memang takutnya ada kendala karena sistemnya yang terlalu canggih, makanya saya bilang ini masih terus didiskusikan dulu untuk pegoperasiannya nanti," imbuh dia.
Persiapan Bank
Peralihan ini juga akan berdampak pada bisnis kartu unik oleh perbankan. Hanya saja, mereka tak akan kehilangan pasar, sebab hanya berpindah sistem. Uangnya tetap dibutuhkan, dari elektronik menjadi digital.
Regional CEO Bank Mandiri X Sulawesi dan Maluku M Ashidiq Iswara mengatakan pihaknya akan selalu mendukung penuh inisiatif pemerintah dalam berinovasi mengembangkan metode bayar baru bagi customer dari waktu ke waktu.
Meski diakuinya, MLFF akan berdampak langsung terhadap penggunaan Mandiri e-Money spesifik di jalan tol. Kendati demikian, penggunaan Mandiri e-Money saat ini sudah sangat luas.
Otomatis dampak tersebut tentu dengan sendirinya terminimalisasi. Sambil tetap jalan, Mandiri juga mempersiapkan invoasi terbaru lagi sesuai dengan MLFF.
"Kami tetap meyakini bahwa kebutuhan masyarakat dan transaksi uang elektronik akan tetap tinggi. Yang pasti, kami Bank Mandiri secara agresif terus mengembangkan bisnis e-Money di berbagai ekosistem untuk mendukung gerakan nontunai," tegasnya.
Ia menyebut, pengembangan Mandiri e-Money terus dilakukan. Sebagai contoh, ada penambahan titik pembayaran di transportasi massal seperti kereta commuter, bus, dan angkutan umum di seluruh Indonesia.